the best arabic songs

Saturday 24 December 2011

‎''Ketika Jin Penunggu Pohon Terusik''

Kejadian ini dialami Ramli sekitar empat tahun lalu. Ketikadia masih tercatat sebagai mahasiswa Undip Semarang. Tepatnya, ketika menikmati masa liburan semesteran yang lumayan panjang. Masa liburan benar-benar diluangkan untuk rilek setelah 6 bulan bergelut dengan bangku kuliah.

Ramli, Andri, Rachmad, dan Ridho empat sekawan yang dilingkungan kampus tergolong mahasiswa paling ulet belajar. Maka mendapatkan liburan seminggu tida dilepas begitu saja. Acara mengisi liburan pun dirancang demikian matang. Sampai-sampai rencana untuk bertandang di rumah Andri yang berada di Bandungan dibatalkan. Kemana mereka mengisi liburan?
Berempat akhirnya menyepakati berlibur di rumah Ridho yang terletak di Purwantoro, Wonogiri. Agak terpencil memang, tapi mereka justru ingin menikmati keterpencilan itu sembari lebih dekat dengan alam pedesaan. Rumah Ridho meski masih harus menempuh perjalanan setapak sejauh 1 km bagi mereka tidak masalah.

Singkat cerita, mereka berempat berangkat dari Semarang sekitar pukul 12.35 WIB. Tiba di kota Wonogiri sekitar 16.00 WIB. Dilanjutkan dengan naik angkudes (angkutan pedesaan) menuju ke Kecamatan Purwantoro. Sampai kemudian Ridho meminta sopir angkudes berhenti di suatu tempat. Ridho mengajak mereka turun di dekat persawahan itu karena sudah sampai pada jalansetapak menuju ke rumahnya.Perjalanan masih cukup jauh, agar lebih cepat mencapai rumah Ridho petang itu juga mereka mengadakan long march. Sampai selepas magrib mereka baru tiba di rumah Ridho. Namun karena rumahnya sempit diahlihkanbermalam di rumah paman Ridho.

Baru pada keesokan harinya setelah bangun pagi Ramli pandangan terpaku pada sebuah pondok kosong yang dinding-dindingnya terbuat dari kayu.Letaknya menyendiri diantara rumah-rumah yang bertebaran di dusun berada di pinggiran bukit itu. Lokasi pondok kosong itu agak menonjol, berada di dataran agak tinggi. Ketika Ramli menawarkan teman-temannya untuk menginap di pondok kosong itu mereka tidak keberatan. Pasalnya, pada malam liburan keempat sekawan ini sering meluangkan waktu main gitar dan menyanyi-nyanyi sambil membakar jagung.
“Terserah kalian kalau mau tinggal di rumah kosong itu.Rumah itu punyaan paman, dulu ditempati pekerja kebun paman tapi terus pindah karena tidak kerasan,” ujar paman Ridho. Pondok kosong itu lumayan luas dengan dua buah kamar dan dapur yang masih tradisional. Mereka terus bercanda tawa dan merencanakan seabregkegiatan buat besok termasuk pergi ke kali alami yang mengalir dari atas bukit.

Sampai malam tiba. Setelah selesai menghabiskan makan malam, jagung bakar mereka berkumpul di ruang tengah dan santai-santai sampai bermain gitar. Makin lama nyanyian yang diperdendangkan semakin mendayu hingga akhirnya satu per satu tertidur. Hanya Ramli dan Andri yang belum tidur. Masih terus bercengkerama dengan pelan, dan tidak lagi diiringi denting gitar.Keduanya membicarakan persoalan seputar perjalanan politik dalam negeri.

Tiba-tiba Ramli yang setadi tadi terlihat termenung mendengar suara ranjang kamar depan yang kosong seperti dibebani oleh sesuatu. Serta merta dia enur menoleh ke arah kamar tanpa pintu itu.

Iaterpaku melihat sesosok bayangan yang duduk di ranjangterbuat dari papan tersebut.

Bayangan tembus pandang yang menyerupai sosok manusia duduk seorang diri.

Ahh.., apa benar malam-malam begini ada orang masuk ke pondok ini, pikir Ramli.Nafas yang dihembusnya tiba-tiba seperti tercekik, mendapati sosok itu melihat ke arahnya
“Kkrekkk….”
bayangan itu lalu bergerak turun disertai dengan suara pijakan seperti benda berat pada lantai yang terbuat dari papan.

Bayangan itu seperti menatap tajam ke arah Ramli dan tiba-tiba bergerak cepat melaju ke arah Ramli.

Dan…,

perasaannya tak bisa ditahan lagi, langsung tersentak kaget. Menjerit sekuatnya
“Aaaaaaggghhhhh!!”
jeritanRamli membangunkan seluruh isi rumah itu. Namun hanya terbangun sekejab, mengira jeritan Ramli hanya main-main.

Dalam waktu tidak lama tiba-tiba dari arah atap rumah terdengar bunyi yang sangat keras seperti suatu benda menabrak atap rumah itu

“Brraakkk !!”

Rasa ketakutan Ramli semakin menjadi-jadi, dia lantas menggoyang-goyangkan tubuh teman-temannya. Andri yang semula bercengkerama dengan Ramli langsung berhimpit ke arah Ramli,

“Iya Ram suara apa ya tadi…,” tanya Andri yang ternyata juga ketakutan.
Apa yang dia dengar tidak berhenti sampai di situ,

tiba-tiba dari arah pintu depan terdengar seseorang yang mengetuk-ngetuk pintu dan kaca jendela.

“tuk-tuk-tuk”

suara ketukan itu terdengar berbarengan.

Anehnya lagi, suara itu dalam waktu sekejab sudah berpindah ke arah dapur bawah lantai. Ridho dan Rachmad yang tidur langsung terbangun. Langsung respek dengan apa yang terjadi di dalam rumah kosong itu. Mereka langsung berhimpit dan berdoa bersama-sama. Suasana malam menjadi hening.

No comments:

Post a Comment