the best arabic songs

Friday 1 June 2012

Kenapa Nabi Melarang Kita Minum Sambil Berdiri?

Ternyata secara perubatan, dlm tubuh kita terdapat penapis sfringer. Saringan tersebut dapat terbuka ketika kita duduk, dan tertutup ketika kita berdiri. Air yg kita minum belum 100% steril untuk di olah oleh badan. Bila kita minum sambil berdiri, maka air tidak tersaring oleh sfringer kerana tertutup. Air yg tidak tersaring oleh sfringer terus masuk ke kantung kencing, boleh mnyebabkan penyakit kristal ginjal. Subhanallah, tiap perintah dan larangan Rasul pasti bermanfaat bgi umatnya! Terapi air putih : JANGAN LUPA BANYAKKAN MINUM AIIR MASAK.. 1. Minum 2 gelas air setelah bangun tidur dpat membersihkan organ-organ internal. 2. Minum segelas air 30 minit sebelum makan dapat membantu fungsi seluruh pencernaan + ginjal 3. Minum segelas air sebelum mandi dapat menurunkan tekanan darah 4. Minum segelas air sebelum tidur dapat mencegah stroke + serangan jantung

[Petua] TIPS Awal Sebelum Bertudung Labuh...

1) Mulakan dengan memakai stokin kaki & sarung lengan. Biasakan memakai baju yang longgar dan melepasi punggung. Tukarkan penggunaan seluar jeans dengan seluar slack yang longgar. 2) Cari & sertailah kumpulan usrah yang benar. yakni yang diyakini agama naqibah (ketua usrah) nya serta hala tujunya selari dengan syariat. insyaAllah. 3) Perhebatkan langkah menyertai majlis-majlis ilmu seperti kuliah maghrib di Masjid, ceramah-ceramah oleh ustaz/ustazah untuk menambah input dalam diri. InsyaAllah, akan bertemu sahabat-sahabat baru yang baik di majlis-majlis tersebut. 4) Bersungguh-sungguh memperbaiki ibadah-ibadah asas seperti solat, puasa & sebagainya. Boleh rujuk ustaz/ustazah, sahabat2 yang diyakini agama, kitab-kitab fardu ain, ataupun mendengar ceramah-ceramah online (kalau boleh, semua ini seiring). 5) Perbanyakkan membaca al-Quran & mentadabbur (mengkaji) maknanya. Tidak ada gunanya pembacaan al-Quran tanpa memahami isinya. Milikilah tafsir mini sebagai teman karib. :) 6) Apabila hati sudah semakin kuat, yakni semakin sudah yakin dengan pilihan yang dibuat (untuk berhijrah lillahi taala) maka, perlahan-lahanlah mulakan langkah untuk memperbaiki penampilan. Mulalah memakai baju yang menutupi peha (mencecah lutut). Paling popular, T-shirt Muslimah. Namun, hati-hati, seeloknya pastikan ukurannya mencecah lutut kerana T-shirt yang tidak menutupi peha berpotensi untuk menampakkan bentuk peha jika dipakai dengan seluar. 7) Mulakan dengan memakai tudung bidang 50 (melepasi bahu). Pinkan secara lurus. Kalau dipinkan silang ke dada, kelihatan agak singkat. Kebiasaannya muslimah memilih untuk memakai Tudung Turki atau Tudung Mesir. 8) Setelah semakin selesa, mulalah memakai pula tudung Tudung Turki/Mesir/Bawal bidang 60. Tudung jenis ini kebiasaannya labuh mencecah siku & menutupi punggung. Sebenarnya, tudung jenis ini pun sudah memadai untuk menutupi aurat dengan sempurna. Namun, agak renyah sebab penggunaan pin.. ( kalau tudung jahit terus sarung je. lagi mudah kan? ) ^ ^ 9) Dalam pada berusaha menjaga penampilan, langkah 1-6 masih dipraktikkan dengan istiqomah (berterusan). Iman ditingkatkan, ibadah diperhebatkan, akhlak dipermantapkan. insyaAllah. 10) Kemudian, setelah bersedia untuk memakai tudung labuh berjahit, bolehlah mulakan dengan berselang-seli dengan Tudung Turki/Mesir bidang 60 sebelum istiqomah dengan tudung labuh berjahit. Serta kurangkan pemakaian seluar serta mengantikannya dengan memakai kain. Memakai t-shirt muslimah dengan kain tidak ada salahnya. Bahkan lebih manis dipandang mata. :) .

Wednesday 30 May 2012

Abu Huraira (May Allah pleased with him) reported:

Abu Huraira (May Allah pleased with him) reported: "One day the Messenger of Allah (may peace be upon him) appeared before the public that a man came to him and said: Prophet of Allah, (tell me) what is Iman? Upon this he (the Holy Prophet) replied: That you affirm your faith in Allah, His angels, His Books, His meeting, His Messengers and that you affirm your faith in the Resurrection hereafter. He (again) said: Messenger of Allah, (tell me) what does al-Islam signify? He (the Holy Prophet) replied: Al-Islam signifies that you worship Allah and do not associate anything with Him and you establish obligatory prayer and you pay the obligatory poor-rate (Zakat) and you observe the fast of Ramadan. He (the inquirer) again said: Messenger of Allah, what does al-Ihsan imply? He (the Holy Prophet) replied: That you worship Allah as if you are seeing Him, and in case you fail to see Him, then observe prayer (with this idea in your mind) that (at least) He is seeing you. He (the inquirer ) again said: Messenger of Allah, when would there be the hour (of Doom)? He (the Holy Prophet) replied: The one who is asked about it is no better informed than the inquirer. I, however, narrate some of its signs (and these are): when the slave-girl will give birth to he master, when the naked, barefooted would become the chiefs of the people - these are some of the signs of (Doom). (Moreover) when the shepherds of the black (camels) would exult themselves in buildings, this is one of the signs of (Doom). (Doom) is one of the five (happenings wrapped in the unseen) which no one knows but Allah. Then he (the Messenger of Allah) recited (the verse):" Verily Allah! with Him alone is the knowledge of the hour and He it is Who sends (down the rain) and knows that which is in the wombs and no person knows whatsoever he shall earn tomorrow, and a person knows not in whatsoever land he shall die. Verily Allah is Knowing, Aware. He (the narrator, Abu Huraira) said: Then the person turned back and went away. The Messenger of Allah (may peace be upon him) said: Bring that man back to me. They (the Companions of the Holy Prophet present there) went to bring him back, but they saw nothing there. Upon this the Messenger of Allah remarked: he was Gabriel, who came to teach the people their religion." (Saheeh Al Muslim, Book 1, Hadith 4).

*Hasbunallah Wa Ni'mal Wakil*

‎*Hasbunallah Wa Ni'mal Wakil,, "Hasubunallah wa ni'mal wakil", diucapkan oleh Ibrahim tatkala dia dilempar kedalam api, sehingga api itu tiba2 menjadi dingin dan tidak menghancurkan Ibrahim. "Hasbunallah wa ni'mal wakil" juga diucapkan oleh Nabi Muhammad saat perang Uhud, kemudian Allah pun menolongnya. *Tatkala Ibrahim diletakkan di Manjaniq, Jibril bertanya kepadanya, "Apakah engkau butuh kepadaku ?" Ibrahim menjawab, "kalau kepadamu (aku) tidak (butuh), tetapi kepada Allah, Ya" *Laut itu bersifat menenggelamkan, dan Api bersifat membakar. Namun air laut itu bisa menjadi kering dan api bisa menjadi dingin, disebabkan "Hasbunallah wa ni'mal wakil". *Musa melihat lautan didepan matanya dan musuh mengejar di belakangnya. Maka Ia pun berkata ; "Sekali-kali tidak akan tersusul, sesungguhnya Rabb-ku besertaku, kelak Dia akan memberi Petunjuk kepadaku" (QS Asy Syu'ara 62) Dan Ia pun dg seizin Allah selamat,, *Disebutkan dalam Sirah Rasulullah bahwa tatkala dia masuk Gua (Hira') Allah kemudian menundukkan Merpati supaya membuat sarangnya dan laba-laba merajut rumahnya di mulut Gua. Sehingga orang2 musyrik berkeyakinan bahwa Muhammad tidak mungkin masuk kedalam Gua ini. ~ Mereka mengira merpati tidak membuat sarangnya, dan laba-laba merajut rumahnya untuk se-baik2 mahluk-NYA, Perlindungan Allah tak membutuhkan tameng2 pelindung, tidak pula benteng yg tinggi menjulang, *Ketika hamba menyadari ini adalah perlindungan Rabbani, tentunya ia juga akan menyadari bahwa disana ada Rabb Yg Maha Kuasa, Maha Penolong dan Maha Pengasih. Dan saat itulah ia bergantung kepada-NYA. Syauqi berkata dalam sebuah syairnya, ~ Jika pertolongan Allah telah menatapkan matanya, tidurlah, karena semua akan aman adanya, "Maka sesungguhnya kamu berada dalam Penglihatan Kami" (QS Ath Thur 48) "Maka, Allah adalah se-baik2 Penjaga dan Dia adalah Maha Penyayang diantara Para Penyayang" (QS Yusuf 65).

Monday 21 May 2012

Aurat Wanita Muslimah Menurut Syarak

Pembahasan tentang masalah aurat wanita Islam tidak pernah sunyi dari diperkatakan. Malangnya, apa yang mendukacitakan adalah sering kali penjelasan tentangnya tidak berlandaskan nas yang sahih sebaliknya hanyalah takwilan yang dilatari hawa nafsu serta kebencian kepada sumber yang qat’ie. Sebahagian kaum Muslimah yang telah dirasuk pemikiran kufur turut mempertikaikan kewajaran pemakaian tudung yang juga dipanggil ‘hijab’ dengan menganggap menutup kepala sebagai menutup akal. Contoh golongan ini adalah seperti Pengurus Program Sisters In Islam (SIS), Norhayati Kaprawi dalam sesi dialog Islam Liberal di Hotel Selesa, Pasir Gudang yang berkata bahawa pakaian taqwa itu lebih baik dari menutup aurat. Ada juga yang beranggapan menutup aurat adalah penyebab kemunduran umat Islam. Ahmad Reda yang merupakan penyeru agar ditumbangkan sistem pemerintahan Islam di Turki menganggap bahawa selagi lelaki dan wanita Turki tidak bercampur bebas dan membuka hijabnya maka tiada kedaulatan undang-undang dan kebebasan di Turki [Rujuk al-Ittijah al-Wataniah fi al-Adab al-Mu’sir, Jil. 2, ms273). Manakala Taha Husin dari Mesir menyatakan dalam bukunya ‘Mustaqbal al-Thaqafah fi Misr’: “Kita mesti mengikut jejak langkah orang-orang Eropah dan cara mereka. Kita mesti menjadi sekutu mereka dan rakan kongsi dalam ketamadunan, sama ada yang baik atau yang buruk, sama ada yang manis atau yang pahit, sama ada yang disukai atau yang dicaci.” Baginya menutup aurat perlu ditentang kerana ianya berbeza dengan Barat. Dr. ‘Imad ‘Abd Hamid An-Najar dalam Jaridah al-Akhbar pula menyatakan: “Adapun mengenai hijab dan percampuran antara wanita dan lelaki dalam kehidupan harian, ini adalah perkara yang boleh ditentukan oleh sesebuah masyarakat berdasarkan keadaannya. Bagi setiap masyarakat ada pakaian dan cara-cara yang memudahkan individunya. Apa yang disebut di dalam al-Qur’an mengenai hijab adalah khusus untuk isteri-isteri Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam. Hukum-hakam ini bukanlah semestinya berkaitan dengan seluruh wanita.” Demikianlah di antara sebahagian penentangan-penentangan terhadap hukum Allah yang ditunjukkan oleh kumpulan atau individu yang sudah teracun oleh pemikiran kufur Barat. Di samping itu, masih terdapat ramai juga wanita Muslim yang masih tidak tahu, tidak faham atau salah faham dengan cara-cara menutup aurat secara syar’ie di dalam kehidupan mereka. Justeru, mereka terjatuh di dalam dosa dan keharaman. Justeru, hukum menutup aurat ke atas Muslimah ini mestilah diperhatikan betul-betul agar kita tidak terjerumus ke dalam kesesatan dan dosa. Dalil-dalil tentang Aurat Wanita (i) Batasan aurat wanita Aurat wanita adalah seluruh anggota tubuhnya kecuali wajah dan dua telapak tangannya. Leher dan rambutnya adalah aurat di hadapan lelaki ajnabi (bukan mahram) walaupun sehelai. Pendek kata, dari hujung rambut sampai hujung kaki kecuali wajah dan dua telapak tangan adalah aurat yang wajib ditutup. Hal ini berlandaskan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak darinya.” [TMQ An-Nur (24):31]. Yang di maksud “wa laa yubdiina ziinatahunnaa” (janganlah mereka menampakkan perhiasannya), adalah "wa laa yubdiina mahalla ziinatahinnaa", maksudnya janganlah mereka menampakkan tempat-tempat (anggota tubuh) yang di situ dikenakan perhiasan. [Lihat Abu Bakar Al-Jashshash, Ahkamul Qur`an, Juz III hal.316]. Selanjutnya, kalimah “illa maa zhahara minhaa” [kecuali yang (biasa) nampak darinya], ini bermaksud, ada anggota tubuh yang boleh dinampakkan iaitu wajah dan kedua telapak tangan. Demikianlah pendapat sebahagian sahabat, seperti Ibnu Abbas, Ibnu Umar dan juga Aisyah [Al-Albani, 2001:66]. Ibnu Jarir Ath-Thabari (wafat 310H) menjelaskan dalam kitab tafsirnya, Jami Al-Bayan fi Tafsir Al-Qur`an Juz XVIII ms 84, mengenai apa yang di maksud “kecuali yang (biasa) nampak darinya (illaa maa zhahara minha)”, katanya, pendapat yang paling mendekati kebenaran adalah yang mengatakan bahawa, yang dimaksudkan (dalam ayat di atas) adalah wajah dan dua telapak tangan. Pendapat yang sama dinyatakan Imam Al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya Al-Jamia li Ahkam Al-Qur’an, Juz XII hal. 229 [Al-Albani, 2001:50 & 57]. Jadi, apa yang biasa nampak darinya adalah wajah dan dua telapak tangan sebab kedua anggota tubuh inilah yang biasa nampak dari kalangan Muslimah di hadapan Nabi Sallalahu alaihi wa Sallam sedangkan baginda mendiamkannya. Kedua anggota tubuh ini pula yang nampak dalam ibadah-ibadah seperti haji dan solat dan biasa terlihat di masa Rasulullah iaitu di masa masih turunnya ayat Al Qur`an [An-Nabhani, 1990:45]. Dalil lain yang menunjukkan bahawasanya seluruh tubuh wanita adalah aurat kecuali wajah dan dua telapak tangan ialah sabda Rasulullah kepada Asma’ binti Abu Bakar, “Wahai Asma’ sesungguhnya seorang wanita itu apabila telah baligh (haidh) maka tidak boleh baginya menampakkan tubuhnya kecuali ini dan ini, seraya menunjukkan wajah dan telapak tangannya.” [HR Abu Dawud] (ii) Aurat Wanita dalam Hayaatul ‘Am (Kehidupan Umum/Public Life) Yang dimaksudkan dengan hayaatul ‘am adalah keadaan di mana wanita itu berada di luar dari kawasan rumahnya di mana mereka bercampur dengan masyarakat. Pakaian wanita dalam kehidupan umum iaitu di luar rumahnya terdiri dari dua jenis iaitu (a) libas asfal (baju bawah) yang disebut dengan jilbab, dan (b) libas ‘ala (baju atas) iaitu khimar (tudung). Dengan dua pakaian inilah seseorang wanita itu boleh berada dalam kehidupan umum seperti di jalanan, di pasar-pasar, pasar raya, kampus, taman-taman, dewan orang ramai dan seumpamanya. Dalil wajib memakai jilbab bagi wanita adalah berdasarkan firman Allah, “Wahai Nabi! katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang Mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya.” [TMQ Al-Ahzab (33):59]. Oleh sebab Al-Quran adalah berbahasa Arab, dan perkataan “jilbab” itu adalah perkataan Arab, maka kita hendaklah memahami apakah yang dimaksudkan “jilbab” di dalam bahasa Arab. Dengan kata lain, kita hendaklah memahami dan mengikuti apakah yang orang Arab faham bila disebut jilbab. Maka inilah pakaian yang diperintahkan oleh Allah kepada perempuan. Di samping itu, perincian tentang pakaian ini telah pun dijelaskan di dalam banyak hadis sahih yang wajib diikuti oleh setiap orang. Jadi, apakah makna jilbab itu? Selain dari melihat sendiri kepada nas-nas hadis tentang pakaian yang dipakai Muslimah semasa zaman Rasulullah, kita juga boleh merujuk kepada banyak kamus Arab untuk mengetahui makna “jilbab”. Dalam kitab Al-Mu’jam Al-Wasith karya Dr. Ibrahim Anis [Kaherah: Darul Maarif ms 128], jilbab diertikan sebagai ats-tsaubul musytamil ala al-jasadi kullihi (pakaian yang menutupi seluruh tubuh), atau ma fauqa ats-tsiyab kal milhafah (pakaian luar yang dikenakan di atas pakaian rumah, seperti milhafah (seperti jubah), atau al-mula’ah asy-tamilu biha al-mar’ah (pakaian luar yang digunakan untuk menutupi seluruh tubuh wanita). Berdasarkan pengertian ini, jelaslah bahawa yang diwajibkan ke atas wanita adalah mengenakan pakaian yang satu (sekeping) yang lurus dari atas hinggalah ke bawah, yakni hingga ke mata kaki. Maksud milhafah/mula’ah (Arab) adalah pakaian yang dikenakan sebagai pakaian luar [di dalamnya masih ada pakaian dalam (pakaian rumah) atau pakaian sehari-hari tetapi bukan hanya coli dan seluar dalam] lalu diulurkan ke bawah hingga menutupi kedua mata kakinya. Untuk pakaian atas, wanita disyariatkan/diwajibkan memakai “khimar” iaitu tudung atau apa sahaja bahan/kain yang serupa dengannya yang berfungsi menutupi seluruh kepala, leher, dan lubang leher baju di dada. Dalil mengenai wajibnya mengenakan pakaian bahagian atas (khimar/tudung) adalah Firman Allah, “Hendaklah mereka menutupkan kain tudung ke dada mereka” [TMQ An-Nur (24):31]. Pakaian jenis ini (jilbab dan khimar) wajib dipakai oleh seorang Muslimah (yang telah baligh) apabila hendak keluar menuju ke pasar-pasar atau berjalan melalui jalanan umum. Setelah memakai kedua jenis pakaian ini (jilbab dan khimar) maka barulah dibolehkan baginya keluar dari rumahnya menuju ke kehidupan am tanpa sebarang dosa. Jika tidak, maka dia tidak boleh (haram) keluar dari rumah kerana perintah yang menyangkut kedua jenis pakaian ini datang dalam bentuk yang umum, dan tetap dalam keumumannya dalam semua keadaan. Mana-mana wanita yang telah baligh dan melanggar ketetapan Allah ini, maka berdosalah mereka dan layak mendapat seksa Allah di akhirat nanti. (iii) Pakaian wanita dalam Hayatul Khassah (Kehidupan Khusus/private life) Yang dimaksudkan dengan hayatul khassah adalah keadaan di mana seseorang wanita itu menjalani kehidupannya di rumahnya bersama dengan anggota keluarganya yang lain. Adapun cara seorang Muslimah menutupi auratnya di hadapan lelaki ajnabi dalam kehidupan khusus seperti di rumahnya atau di dalam kenderaan peribadi, syarak tidak menentukan bentuk/fesyen pakaian tertentu tetapi membiarkan secara mutlak tanpa menentukannya dan cukup dengan mencantumkan lafaz dalam firman-Nya, “wa laa yubdiina” (“dan janganlah mereka menampakkan”) [Surah An-Nur:31] atau sabda Nabi, “lam yashluh an yura minha” (“tidak boleh baginya menampakkan tubuhnya”) [HR Abu Dawud]. Jadi, pakaian yang menutupi seluruh auratnya kecuali wajah dan telapak tangan dianggap sudah menutupi, walau bagaimana pun bentuknya. Tetapi ia adalah tertakluk kepada hukum tabarruj (sila lihat perbincangan di bawah). Berdasarkan hal ini maka setiap bentuk dan jenis pakaian yang dapat menutupi aurat iaitu yang tidak menampakkan aurat dianggap sebagai penutup bagi aurat secara syar'i, tanpa melihat lagi bentuk, jenis, atau fesyennya. Namun demikian syara' telah mensyaratkan dalam berpakaian agar pakaian yang dikenakan dapat menutupi kulit. Jadi pakaian wajib dapat menutupi kulit sehingga warna kulitnya tidak diketahui. Jika tidak demikian, maka tidak dikatakan menutup aurat. Oleh kerana itu apabila kain penutup itu tipis/transparent sehingga nampak warna kulitnya dan dapat diketahui sama ada kulitnya berwarna merah atau coklat, maka kain penutup seperti ini tidak boleh dijadikan penutup aurat dan haram hukum memakainya. (iv) Wajib memakai tsaub, di samping jilbab Tsaub ialah ‘pakaian di rumah’ iaitu pakaian yang dipakai oleh wanita di hadapan mahramnya semasa berada dalam hayatul khassah (kehidupan khusus) tatkala tiada lelaki ajnabi (lelaki asing) di dalamnya. Dalil mengapa wajib mengenakan tsaub di dalam jilbab ialah berdasarkan firman Allah, “Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haidh dan mengandung) yang tiada ingin berkahwin (lagi) tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian (tsiyab) mereka, dengan tidak bertujuan mendedahkan perhiasan mereka” [TMQ An-Nur (24):60]. Ayat ini membenarkan wanita yang telah putus haid dan tiada keinginan berkahwin menanggalkan atau melepaskan pakaian (tsaub). Ini bermakna, jika tiada ‘pakaian’ di dalam jilbab, bermakna wanita yang telah putus haid berkenaan akan berbogel, walhal berbogel tidak dibolehkan. Justeru, tsaub adalah ‘pakaian dalam’ (pakaian rumah) yang wajib dipakai oleh Muslimah di samping jilbab (pakaian luar) di dalam hayatul am atau di dalam hayatul khas tatkala ada lelaki ajnabi. [Rujuk Imam Muhammad Abu Zahrah dalam kitab Usulul Fiqh:164-147, Abdul Wahab Khallaf kitab Ilmu Usul Fiqh:143-153 dan Sheikh Taqiuddin an-Nabhani dalam kitab As-Syahsiyyah Al-Islamiyyah Juz. 3:178-179]. Larangan Bertabarruj Adapun dalil tentang larangan bertabarruj adalah juga dari Surah An-Nur (24):60 iaitu Firman Allah, “Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti [dari haid dan mengandung] yang tiada ingin kawin [lagi], tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka dengan tidak [bermaksud] menampakkan perhiasan (tabaruj), dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. [TMQ An Nur(24):60] Mafhum muwafaqah (yang disepakati) dari ayat ini adalah jika perempuan tua yang telah putus haid haram menampakkan perhiasan iaitu bertabarruj, apatah lagi perempuan yang masih muda, belum putus haid dan berkeinginan berumahtangga, tentulah lebih lagi. Dalil lain ialah “Dan hendaklah kamu tetap di rumah kamu, dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang jahiliah.” [TMQ Al-Ahzab (33):33] Dan Hadis Rasulullah riwayat dari Bazzar dan At-Termizi menjelaskan, “Sesungguhnya wanita itu adalah aurat, setiap kali mereka keluar, syaitan akan memperhatikannya.” Abul A’la al Maududi berkata: “Jika kalimat tabarruj dipergunakan kepada kaum wanita, ia bermakna- (i) wanita yang menunjukkan kecantikan wajahnya, daya tarik tubuhnya kepada lelaki asing (yang bukan mahramnya); (ii) wanita yang mendedahkan kecantikan pakaian dan perhiasannya kepada lelaki asing; dan memperlihatkan dirinya, make-upnya, gerak-gerinya dan kemegahannya. Selain memastikan pakaiannya tidak nipis, jarang, longgar, tidak memakai perhiasan yang menarik perhatian lelaki ajnabi, tidak menyerupai pakaian lelaki atau orang kafir/musyrik, pakaiannya yang bukan melambangkan kemegahan, dia juga tidak boleh tampil dengan haruman semerbak. "Sesiapa jua wanita yang memakai minyak wangi kemudian melintasi khalayak ramai dengan tujuan dihidu bau yang dipakainya, maka dia dikira berzina” [hadis dari Abu Musa al-Asy’ari]. Khatimah Sesungguhnya aurat wanita Islam bukanlah hanya tudung semata-mata sebagaimana yang difahami oleh sebahagian umat Islam sebaliknya apa yang paling penting ialah setiap Muslimah mestilah memahami batasan aurat dalam hayatul khassah (kehidupan khusus) dan hayatul am (kehidupan umum) menurut syarak selain menyedari keharaman bertabarruj atas semua wanita sama ada belum atau telah putus haid. Menutup aurat juga hendaklah didasari dengan iman dan taqwa iaitu mengharapkan keredhaan Allah semata-mata, bukan atas dasar hak asasi atau rutin harian. Memetik kata-kata Sheikh Ali Thantawi: "Terdapat perbezaan yang besar antara seorang yang terjaga lewat pagi kemudian terus bergegas untuk keluar bekerja. Disebabkan kesibukan menjalankan tugas, beliau tidak berkesempatan untuk makan dan minum sehingga tibanya waktu malam, sementara seorang yang lain yang turut mengalami keadaan berlapar dan dahaga tetapi telah berniat untuk berpuasa, telah mendapat pahala daripada amalannya disebabkan niatnya, sementara orang yang pertama tidak memperoleh apa-apa sedangkan dia turut berlapar dan dahaga. Begitulah keadaannya dengan amalan-amalan kebiasaan yang lain, bilamana diniatkan untuk mendapatkan keredhaan Allah Subhanahu wa Taala akan memperolehi pahala dari Nya, sebaliknya jika dilakukan sebagai rutin hidup, dia tidak akan memperoleh apa-apa". Wallahu ‘alam bi sawab.

Thursday 26 April 2012

UNTUK BAKAL ISTERI...

1) “Sekali suami minum air yang disediakan oleh isterinya adalah lebih baik dari berpuasa setahun”. 2) “Makanan yang disediakan oleh isteri kepada suaminya lebih baik dari isteri itu mengerjakan haji dan umrah” 3) “Mandi junub si isteri disebabkan jimak oleh suaminya lebih baik baginya daripada mengorbankan 1,000 ekor kambing sebagai sedekah kepada fakir miskin”. 4) “Apabila isteri hamil ia dicatitkan sebagai seorang syahid dan khidmat kepada suaminya sebagai jihad”. 5) “Pemeliharaan yang baik terhadap anak-anak adalah menjadi benteng neraka, pandangan yang baik dan harmonis terhadap suami adalah menjadi tasbih (zikir)”. 6) “Tidak akan putus ganjaran dari Allah kepada seorang isteri yang siang dan malamnya menggembirakan suaminya”. 7) “Apabila meninggal dunia seorang dan suaminya redha, nescaya ia dimasukkan ke dalam syurga”. (Hadis Riwayat Tarmizi) 8) “Seseorang wanita apabila ia mengerjakan sembahyang yng difardhukan ke atasnya, berpuasa pada bulan Ramadhan, menjaga kehormatan dirinya dan taat kepada suaminya maka berhaklah ia masuk syurga dari mana-mana pintu yang ia suka”. Dan ingatlah wahai wanita, semua itu terangkum di dalam suatu perkataan iaitu "TAAT"... Wallahu'lam..

Thursday 12 April 2012

Saat Kita Kecewa...


Kecewa...

Setiap orang pasti pernah merasakanya. Namun, kebanyakan dari kita selalu dan selalu merasa sedih, kesal dan tidak menerima atas apa yang menimpa diri kita. Tak jarang pula, kita yang tidak lagi bisa menggunakan iman, logika, dan kesantunan. Dalam sekejab, semua hilang atas nama rasa sakit.

Saudaraku yang dirahmati Allah,...

Renungkanlah bahwa ini adalah dunia, yang tidak akan mungkin ada sesuatu yang sempurna di dalamnya. Pun demikian dengan sebuah kesempurnaan dari ego dan permintaan kita. Pastilah tidak akan mungkin semuanya tercapai dan terealisasi seluruhnya.

Dan atau mungkin rasa kecewa itu datangnya dari kesalahan yang kita pilih dalam meletakkan harapan yang terlalu banyak kepada makhluk. Padahal dengan begitu, ada hal lain yang seharusnya menjadi keharusan bagi kita untuk mempersiapkannya, yaitu kekecewaan.

Betapa tidak, ibarat menyandarkan diri pada sebuah banyangan tembok, yang ada adalah jatuh dan terjungkalnya kita, karena bayangan adalah sesuatu yang semu. Satu pertanyaan yang kemudian muncul, kita posisikan Allah di mana?

Mungkin hari ini kita telah menyebut asma-Nya yang amat Agung, namun mengapa kita lupa akan kekuasaanNya? Tidak seharusnya kuasa Allah kita nafikan, karena Dia-lah yang menciptakan kita. Dia pasti lebih paham dengan apa yang telah diciptakan-Nya Allah pasti punya rencana lain yang jauh lebih baik dibandingkan keinginan dan harapan-harapan kita.

Dan bahwa menjadi seorang muslim adalah sebuah anugrah, yaitu ketika kita di berikan rahmat, kita bersyukur, dan ketika kita di uji kita di ajarkan untuk bersabar. Kedua hal itu semuanya adalah bermuara pada sebuah kemuliaan.

Dan bahwa Allah tidak akan menguji kita, di luar kemampuan kita. Itulah firman Allah yang tertulis dalam Al Quran yang mulia. Maka jika kita memang yakin dengan kekuasaan Allah, marilah dengan penuh kemaafan dan kemakluman, kita belajar mengobati luka kecewa itu, dan mendoakan semoga hal yang menjadikan kita kecewa, di lain hari bisa memuliakan kita, sebagai imbalan dari pikiran positif kita terhadap Allah.

Kecewa memang kadang menghadirkan kekosongan dalam jiwa kita. Dan proses pengosongan memanglah sangat menyakitkan. Tetapi, bukankah tanpa pengosongan tidak akan ada pengisian?

Kita kecewa bukan berarti Allah tidak sayang, akan tetapi pada hakikatnya Allah sudah menyiapkan ganti yang lebih berharga dibanding keinginan yang kita idam-idamkan dan tidak terwujud. Dan satu- satunya yang harus kita lakukan, adalah percaya. Semoga kita termasuk pemilik hati dan laku yang selalu mengedepankan tentang berprasangka baik kepada Allah, yang maha menata takdir kita, dengan sedemikian cantik. Insya Allah.

Saturday 7 April 2012

... JIKA SEORANG ISTERI MENANGIS ...


Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...
Jika isteri menangis dihadapanmu ….
“hargai lah ia sebelum terlewat …”

Jika seorang isteri menangis dihadapanmu ..
itu berarti dia tidak dapat menahannya lagi …

Jika kau memegang tangannya saat dia menangis ..
dia akan tinggal bersamamu sepanjang hidupmu ...
Jika kau membiarkannya pergi ..
dia tidak akan kembali menjadi dirinya yang dulu, selamanya!

Seorang isteri tidak akan menangis dengan mudah, kecuali didepan orang yang sangat dia sayangi, dia akan menjadi lemah!
Seorang isteri tidak akan menangis dengan mudah,
hanya jika dia sangat menyayangimu.
Dia akan menurunkan rasa EGOnya ....

Wahai suami2, jika seorang istri pernah menangis karenamu, tolong pegang tangannya dengan penuh pengertian ...

Karena dia adalah orang yang akan tetap bersamamu sepanjang hidupmu disaat kau terpuruk terlalu dalam …

Wahai suami2, jika seorang isteri menangis karenamu, tolong jangan menyia-nyiakannya. Mungkin, karena keputusanmu, kau kan merusak kehidupannya.

Saat dia menangis didepanmu ..
Saat dia menangis karenamu ...
Lihatlah jauh kedalam matanya ...
Dapatkah kau lihat dan kau rasakan SAKIT yang dirasakannya karenamu ?

Apakah keistimewaan perempuan ini ? ”

Dibalik KELEMBUTANNYA dia memiliki kekuatan yang begitu dahsyat ..

TUTUR katanya merupakan KEBENARAN ..
SENYUMANnya adalah SEMANGAT bagi orang yang dicintainya ..
PELUKAN & CIUMANnya bisa memberi KEHANGATAN bagi anak2nya ...

Dia TERSENYUM bila melihat temannya tertawa ..
Dia TERHARU Dia MENANGIS bila melihat KESENGSARAAN pd orang yg dikasihinya ...

Dia mampu TERSENYUM dibalik KESEDIHANnya ...
Dia sangat GEMBIRA melihat KELAHIRAN ...
Dia begitu sedih melihat KEMATIAN ...
TETESAN air matanya bisa membawa PERDAMAIAN ...

Tapi dia sering dilupakan oleh SUAMI krn satu hal …
Bahwa “Betapa BERHARGAnya dia” …

Sebarkan ini ke SELURUH ISTERI yang solehah dan SUAMI yang kamu kenal agar mereka tidak lupa bahwa ISTERI mereka begitu berHARGA …

Dan sangat berHARGA ....

~ o ~

Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ...

Friday 6 April 2012

✿:: AL-QURAN KALAMULLAH ::✿

✿~ Kepada yang MAMPU, hafallah..
✿~ Kepada yang TIDAK MAMPU, bacalah..
✿~ Kepada yang LEMAH, bergurulah..

JANGAN biarkan Al Quran memburuk di atas almari, jangan tinggalkan Al-Quran bersendirian..sesungguhnya kitab mukjizat lagi SUCI nan MULIA itu tidak
sepatutnya diperlakukan sedemikan rupa..

Jika buku ilmiah, majalah, novel boleh dibaca sehingga ke titik terakhir, jika di alam maya, boleh seharian mengadap berjam-jam lamanya..jika surat khabar, kita belek lembarannya 5 kali sehari..KENAPA tidak dengan Al-Quran?
(Astaghfirullah’azim, betapa lalai dan cuai dan malasnya diri ini :(( )

CARILAH MASA untuk membaca AL Quran..ada HAMBA ALLAH selalu berkata :
"Jika tidak boleh membaca 1 juzuk sehari, bacalah sehelai sehari..atau 1 muka surat sehari, atau membaca setakat mana terdaya yang mampu..."

“Orang MAHIR dalam bidang Al-Quran maka ia bersama para Nabi dan syuhada..adapun orang yang MEMBACA DENGAN GAGAP (tidak mahir) namun hatinya TERTAMBAT kepadanya, maka ia memperolehi DUA PAHALA.”
(Hadis riwayat Muslim)

MOHONLAH KEKUATAN dari Allah untuk melawan NAFSU MALAS kita kerana sesungguh tiada daya dan upaya, hanya kepada Allah TEMPAT PERTOLONGAN..

Ada satu Hadis Nabi saw yang mengatakan kepada sesiapa saja yang membaca Al-Quran, mempelajarinya dan mengamalkanya, maka akan dipakaikannya kepada KEDUA IBU AYAHNYA pada hari kiamat MAHKOTA DARI CAHAYA yang sinarnya bagaikan sinar matahari, dan dikenakan kepada kedua orang tuanya DUA PERHIASAN yang nilai tidak tertanding oleh dunia..masyaAllah, terlalu indah..rebutlah PELUANG yang ada untuk ibu dan ayah kita..♥♥

:: InsyaAllah, ISTIQAMAH dalam membaca AL-QURAN ::

Tolong beritahu si dia aku ada pesanan buatnya..

Tolong beritahu si dia aku ada pesanan buatnya..
Tolong beritahu si dia, cinta agung adalah cintaNya..
Tolong beritahu si dia, cinta manusia bakal membuatnya alpa..

Tolong nasihati sia dia, jangan menyintaiku lebih dari dia menyintai Yang Maha Esa..
Tolong nasihati si dia,jangan mengingatiku lebih dari dia mengingati Yang Maha Kuasa..
Tolong nasihati si dia, jangan mendoakanku lebih dari dia mendoakan ibu bapanya..

Tolong katakan pada si dia, dahulukan Allah kerana di situ ada syurga..
Tolong katakan pada si dia, dahulukan ibu bapanya kerana di telapak itu syurganya..

Tolong ingatkan si dia. Aku terpikat kerana imannya bukan rupa..
Tolong ingatkan si dia. Aku lebih cintakan zuhudnya bukan harta..
Tolong ingatkan si dia aku kasihinya kerana santunnya..

Tolong tegur si dia, bila dia mula mengagungkan cinta manusia..
Tolong tegur si dia, bila dia tenggelam dalam angan-angannya..
Tolong tegur si dia, andai nafsu mengawal fikirannya..

Tolong sedarkan si dia. Aku milik Yang Maha Esa..
Tolong sedarkan si dia. Aku masih milik keluarga..
Tolong sedarkan si dia, tanggungjawabnya besar kepada keluarganya..

Tolong sabarkan si dia, usah ucap cinta di kala cita-cita belum terlaksana..
Tolong sabarkan si dia, andai diri ini enggan dirapati kerana menjaga batasan cinta..
Tolong sabarkan si dia, bila jarak mejadi penyebab bertambah rindunya..

Tolong pesan padanya. Aku tidak mahu menjadi fitnah besar kepadanya..
Tolong pesan padanya. Aku tak mahu menjadi punca kegagalannya..
Tolong pesan padanya aku membiarkan Yang Esa menjaga dirinya..

Tolong khabarkan pada si dia. Aku tidak mahu melekakan dia..
Tolong khabarkan pada si dia. Aku mahu dia berjaya dalam impian dan cita-citanya..
Tolong khabarkan pada si dia, jadilah penyokong dalam kejayaanku..

Tolong sampaikan pada si dia. Aku mendambakan cinta suci yang terjaga..
Tolong sampaikan pada si dia, cinta kerana Allah tidak ternilai harganya..
Tolong sampaikan pada si dia, hubungan ini terjaga selagi dia menjaga hubungan dengan Yang Maha Kuasa..
Tolong sampaikan kepada si dia kerana aku tidak mampu memberitahunya sendiri...

Hanya engkau Ya Allah mengetahui siapa si dia.. Moga pesananku sampai padanya walau aku sendiri tidak mengetahui siapa dan dimana si dia.. Moga dia seekor lebah yang sentiasa memuji keagungan Yang Maha Kuasa memasuki taman larangan dengan sopan santunnya dan bertemu mawar berduri yang terjaga oleh tuannya.. Simpanlah pesanan ku ini sehingga engkau bertemu diriku suatu hari nanti...

Jangan Izinkan Aku Jatuh Cinta Andai Masanya Belum Tiba...

Ya Allah,
Andai masanya belum tiba,
Jangan izinkan aku untuk jatuh cinta,
Aku memohon agar Kau tunjukkan jalan,
Agar Kau tunjukkan aku tuntutun yang perlu aku lakukan,
Jauhkanlah aku daripada kemaksiatan,
Jauhkanlah aku daripada perkara yang tidak dapat memberi manfaat,
Dan jauhkan aku daripada perkara yang Engkau murkai,
Agar aku dapat menjaga diri.

Ya Allah,
Jika aku jatuh cinta,
Izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-Mu,
Jadikanlah aku yang mencintainya kerana agama yang ada padanya,
Jika dia hilangkan agama yang ada dalam dirinya,
Maka hilanglah cintaku padanya,
Sesungguhnya, cinta yang suci itu tidak buta.

Ya Allah,
Dan jika dia mencintai aku,
Biarkanlah dia mencintai aku kerana agama itu juga,
Asalkan dia tidak lebihkan cinta kepadaku melebihi cinta kepadaMu,
Supaya cinta itu bersemi di lembayung keredhaan-Mu,
Kerna dari situ lahirlah rahmah dan mawaddah dalam rumahtangga.

Ya Allah,
Jika ini bukan masanya,
Jika ini belum saatnya,
Dan jika Kau tahu kami belum bersedia,
Selamatkan kami,
Jarakkan kami,
Pisahkan kami,
Agar kami jauh dari khilaf yang merosak izzah dan iffah,
Agar kami tak mengundang murka-MU,
Agar kami dapat lebih menjaga hati,
Agar hati menjadi yang diredhai ilahi.

Ya Allah,
Andai dia bukan untuk ku,
Andai dia bukan jodohku,
Maka berilah ganti yang lebih baik buatnya,
Berikanlah dia insan yang benar benar terbaik buat kehidupannya,
Insan yang benar-benar mampu memimpinnya ke syurga-Mu,
Dan bantulah aku untuk memperbaiki diriku,
Agar aku kukuh dalam mencari cinta-Mu.

Thursday 5 April 2012

Saya terima lamaran itu...

"Awak tak sudi ke?"

"Tak sudi."

"Betul ni awak tak sudi?"

"Ya, saya tak sudi."

"Awak memang benar-benar tak sudi ke?"

"Iya, saya benar-benar tak sudi! Maaf, carilah orang lain."

Lamaran ditolak begitu sahaja. Tanpa berfikir berfikir panjang. Tanpa memikirkan berkali-kali akan lamaran tersebut. Lamaran yang begitu mahal ditolak mentah-mentah.

Secara rasminya lamaran tersebut ditolak, lantaran pelbagai lagi lamaran yang lain menanti. Lamaran itu ditolak, disebabkan perasaan tidak layak untuk menerima lamaran tersebut. Lamaran itu dipandang sebelah mata, dek kerana lamaran-lamaran lain yang lebih menjanjikan kebahagiaan dan keseronokan.

Dengan ini, secara rasminya lamaran perjuangan itu ditolak!

Saya Tidak Layak

"Akak, macam mana ni?" Suatu pertanyaan daripada orang di sebelah membantutkan lamunan saya.

"Macam mana apa Ila?" Saya menoleh ke arah orang sebelah, lantas membiarkan lamunan tadi terbang menghilang begitu sahaja.

"Saya rasa tak layak kak. Saya rasa tak layak saya menjadi naqibah." Akhirnya terluah juga sebuah bebanan yang berat yang asyik bermain-main di kepala Ila semenjak dua menjak ini.

Lantunan kata-kata daripada mulut sahabat yang berpangkit 'adik' di sebelah saya menyebabkan fikiran saya pause seketika. Kemudian neuron-neuron otak kembali aktif untuk mendapatkan jawapan yang sesuai untuk disampaikan kepada adik tersebut.

"Kenapa Ila rasa tidak layak?"

"Saya rasa saya tak banyak ilmu. Saya rasa saya bukanlah orang yang baik untuk menjadi naqibah." Sebuah jawapan yang saya dapat agak daripada awal-awal lagi.

"Ila, Hassan Al-Basri ada berkata. Sesungguhnya aku sedang menasihati kamu, bukanlah bererti akulah yang terbaik dalam kalangan kamu. Bukan juga yang paling soleh dalam kalangan kamu, kerana aku juga pernah melampaui batas untuk diri sendiri. Seandainya seseorang itu hanya dapat menyampaikan dakwah apabila dia sempurna, nescaya tidak akan ada pendakwah. Maka, akan jadi sikitlah orang yang memberi peringatan. Ila, pernah dengar kan kata-kata ini kan?"

Ila hanya mengangguk. Yang nyata, dia sedikit tersentak mendengar jawapan yang baru sahaja dilontarkan itu.

"Jadi, kalau rasa kita tidak banyak ilmu, cuba top-up ilmu sebanyak mana yang kita mampu. Jika kita rasa kita ni tidak baik, kita semua bukanlah sempurna. Jika kita mengharapkan diri kita ini benar-benar cukup ilmu dan sempurna, sampai mati pun kita tidak akan menyampaikan dakwah."

Tempah Tempat Di Syurga

Bukan Ila sahaja yang pernah merasakan seperti itu. Merasakan diri tidak layak untuk menjadi naqibah. Merasakan diri tidak mampu untuk menjadi seorang dai'e. Saya juga dahulu pernah merasakan begitu. Saya juga yakin kalian juga pernah merasakan sebegitu bukan?

Justeru, pasakkan al-fahmu dalam diri masing-masing peranan akan peranan kita sebagai dai'e. Teguhkan keyakinan setinggi mungkin dengan untuk terus menjulang Islam hingga ke akhir hayat. Seorang dai'e tidak semestinya seorang yang mendapat jawatan naqib. Namun seorang dai'e adalah seorang yang menyedari bahawa dirinya adalah agen kepada Islam lantas terus menyebarkan kebaikan dan mencegah sebarang kemungkaran dengan kuasa yang dia ada. Seorang dai'e akan terus menggunakan ruang yang ada untuk menyampaikan kepada orang di sekeliling.

Fikirkanlah jika kita menerima lamaran perjuangan itu. Sebuah lamaran yang tidak menjanjikan keseronokan di dunia, namun sebuah lamaran yang menjanjikan kebahagiaan di akhirat kelak. Sebuah lamaran yang menjadi tiket untuk kita menempah tempat di syurga nanti. Moga-moga lamaran perjuangan ini dipandang oleh Allah.

Jika kita terus berkeras kita tidak layak menerima lamaran perjuangan ini, bayangkan apabila kita dinyatakan dengan sekeras-kerasnya bahawa

kita tidak layak untuk menempah tempat di syurga!

Ya Allah..
Malunya denganMu..
Dangkalnya ilmu..
Ceteknya iman..
Sikitnya amal..
Di usia muda..
Menerima risikan..
Tidak menyangka sama sekali..
Usaha mensoleh dan mensolehahkan diri..
Mendapat perhatian sebegitu rupa..
Jawapan apa harus diberikan..
Andai yang datang, adalah yang terbaik daripadaMu..
Mohon sahabat-sahabat doakan..
Agar bijak menimbang..
Lamaran emas sekali cuma..
Walau berat mulut ingin mengatakan 'Ya, saya terima lamarannya.'
Tapi hati mendesak..
InsyaAllah selepas istiqarah..
Temui jua jawapannya..
Moga-moga barakah mendahului..
Dalam malu, hati berkata..

"Ya,saya terima lamaran perjuangan ini!

Friday 30 March 2012

TAZKIRAH SOLAT JUMAAT


“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila diserukan azan untuk mengerjakan solat pada hari Jumaat, maka segeralah kamu pergi ke masjid untuk mengingati Allah dan tinggalkanlah berjual beli, yang demikian adalah lebih baik bagi kamu, jika kamu mengetahui”. (Al-Jumaat: 9)

Rasulullah bersabda maksudnya : “Solat Jumaat adalah wajib ke atas setiap orang Islam secara berjemaah kecuali empat iaitu hamba sahaya, perempuan, kanak-kanak dan orang sakit”. (HR Abu Daud dan Al-Hakim)

Rasulullah bersabda maksudnya : “Sesiapa yang berwuduk dan kemudian dia pergi ke masjid untuk menunaikan solat Jumaat, lalu mendengar dan tidak bercakap (ketika khutbah dibacakan), maka diampuni dosa-dosanya yang ada di antara hari Jumaat itu dan hari Jumaat berikutnya”. (HR Muslim)

Rasulullah bersabda maksudnya : “ Jika salah seorang daripada kalian tiba (di masjid) pada hari Jumaat dan imam sedang berkhutbah, maka solatlah dua rakaat dan ringkaskanlah solat tersebut.” (HR Muslim)

Dari Jabir bin ‘Abdillah r.a., dia menyatakan: “Sulaik al-Ghifani pernah datang pada hari Jumaat ketika Rasulullah s.a.w. sedang menyampaikan khutbah lalu dia terus duduk. Nabi s.a.w. pun berkata kepadanya: “Wahai Sulaik, berdiri dan solatlah dua rakaat serta pendekkanlah dalam melaksanakannya.” Kemudian beliau bersabda: “Jika salah seorang di antara kamu datang pada hari Jumaat ketika imam sedang berkhutbah, hendaklah dia mengerjakan solat dua rakaat dengan seringkasnya”.” (Hadis Riwayat al-Bukhari)

Berdasarkan hadis ini, jika seorang muslim memasuki masjid ketika imam sedang menyampaikan khutbah Jumaat, hendaklah dia tidak duduk sebelum mengerjakan solat sunat dua rakaat dengan meringankannya.

“Apabila datang hari Jumaat, maka setiap pintu masjid ada Malaikat yang mencatat orang-orang yang masuk mengikut urutannya. Apabila imam telah duduk (di atas mimbar), para Malaikat menutup buku catatan mereka dan datang untuk mendengarkan zikir (khutbah). Perumpamaan orang yang hadir ke masjid lebih awal adalah bagaikan orang yang menyembelih hadyi (korban) seekor unta, kemudian seperti menyembelih seekor sapi, kemudian seperti menyembelih seekor kambing, kemudian seperti menyembelih seekor ayam, kemudian seperti orang yang memberikan sedekah sebiji telur”. (HR Muslim)

Rasulullah SAW berkata: “Jika engkau berkata kepada teman engkau “Diam” pada hari Jumaat dan imam sedang berkhutbah, maka engkau telah membuat sesuatu yang sia-sia.” (HR Muslim)

Nabi s.a.w. bersabda; "Siapa yang berwuduk sahaja untuk menghadiri sembahyang Jumaat adalah sudah baik (memadai) tetapi siapa yang mandi, maka adalah lebih baik." (HR Abu Daud)

Kata Nabi SAW: “Sesiapa yang mandi pada hari Jumaat, kemudian bersegera dengan berjalan kaki, tidak menaiki kenderaan, dan mendatangi imam lalu mendengar (khutbah) dan tidak bermain-main, maka adalah baginya setiap langkah (bersamaan) amalan puasa dan solat selama setahun.” (HR Abu Daud)

Kata Rasulullah SAW: “Pada hari Jumaat para malaikat duduk di pintu-pintu masjid, bersama mereka lembaran-lembaran catatan. Mereka mencatat (orang-orang yang datang shalat), apabila imam telah keluar (untuk memberi khutbah), maka lembaran-lembaran itu ditutup.” (HR Ahmad)

Nabi bersabda,"Sesiapa yang meninggalkan 3 kali solat Jumaat, Allah akan menguncikan hati mereka" (HR Abu Daud)

Tuesday 13 March 2012

♥ DIAM, ITULAH CARAKU MENCINTAIMU ♥



Diam,itulah caraku mencintaimu karana-Nya.
Mengharap kesucian agar hatiku dan hatimu tak dikawal oleh nafsu.

Diam,itulah caraku mencintaimu karana-Nya.
Mengharap ketaqwaan agar fitrah itu tidak membuat Rabb ku cemburu padaku.

Diam,adalah caraku mencintaimu karana-Nya.
Mengharap syafa'at agar selamat di dunia dan di akhirat-Nya.

Diam,adalah caraku mencintaimu karana-Nya.
Mengharap keridhaan-Nya agar Allah tidak membenci perilaku kita.

Diam,adalah caraku mencintaimu karana-Nya.
Mengharap keikhlasan agar Allah berikan balasan yg indah bagi para pemelihara kesucian.

Aku tidak marah,aku tidak cemburu karana kau bukan hakku,Kadang memang kelemahan sebagai manusia biasa aku.Ada sedikit cinta di hatiku utkmu.Yang ingin agar kau tau.Tapi sekali lagi kau milik Allah bukan miliku.jadi biarkan cinta ini ku pendam dalam hatiku.bila ada siraman Ridhanya kita kan bersama dan bila tidak,aku yakin akan ada yang lebih baik dari- Nya..jadi walau aku cinta aku putuskan utk diam,biarkan Allah yang maha Kuasa mengatur-Nya.

Salam ukhuwah Fillah

WAHAI KEKASIH DUNIA DAN AKHIRATKU


بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

*•Yaa Rabbi•*´¯)Ajarilah kami bagaimana memberi sebelum meminta,berfikir sebelum bertindak,santun dalam berbicara,tenang ketika gundah,diam ketika emosi melanda,bersabar dalam setiap ujian.Jadikanlah kami orang yg selembut Abu Bakar Ash-Shiddiq,sebijaksana Umar bin Khattab,sedermawan Utsman bin Affan,sepintar Ali bin Abi Thalib,sesederhana Bilal,setegar Khalid bin Walid radliallahu'anhumღAamiin ya Rabbal'alamin.

Suamiku, Aku Mencintaimu

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakaatuh..

Suamiku...

Masih ingatkah kau, saat pertama kali kita terikat halal oleh kecintaan kerana Allah Subhanahu wa ta'ala?.Kita melihat satu dengan yang lain begitu sempurna, menyenangkan dan membahagiakan.Rasanya begitu abadi kebahagiaan yang kita cita-citakan. Hari-hari selanjutnya adalah perjalanan pergantian suka dan duka, dan kebahagiaan atau konflik senantiasa melingkupi hubungan hati.

Suamiku...

Saat suatu hari kau menemukan sikapku merepotkan dan mengusik batinmu...
Mohon sedikit luaskan hatimu. Jangan kau kesal menanggapi kalimat dan tangisan manja dari wanitamu ini. Bukan bermaksud menyulitkan, namun sekedar mencari cara lain mendapatkan perhatian, karena kosongnya satu sisi hati yang butuh untuk lebih dimanjakan oleh seorang lelaki yang begitu dikaguminya.

Mengapa Allah menjadikan kau suami, dan bukan sebaliknya? Kau telah ditakdirkan Allah menjadi suamiku, yang berarti akan lebih pandai dalam mengayomiku. Yakinlah itu suamiku, dan jangan balas semua dengan keseriusan seorang laki- laki, namun pahamilah kerapuhan dan kebodohanku sebagai wanita.

Hanyalah kelembutan, kasih sayang, serta nasehat penuh kesabaran namun tegas, yang dapat dengan mudah meluruskan tindakan aneh istrimu walau semua awalnya aku niati dengan niat baik. Jangan buat aku semakin bebal dan tidak mengerti dengan berbalik memberikan sejuta amarah apalagi pukulan, karena semua adalah karena ketidaktahuan. Janganlah pula mempersempit hatimu dengan tangisan karena itu akan menyedihkan untukku wahai suamiku. Pahamilah karena semata- mata semua karena kenakalan dan kemanjaanku, maka dari itu mohon maafkanlah aku.

Suamiku...

Saat suatu hari kau menemukan kata- kataku merepotkan dan mengusik telingamu...Pernahkah kau melihat seorang wanita yang bisa mengeluarkan uneg- unegnya dengan merdeka raya, sedang sang suami tetap melihat dengan senyum, perhatian dan pandangan yang hangat. Hal itu sebenarnnya sudah sangat menjelaskan kepada sang istri sendiri bahwa dia adalah sangat cerewet dan tindakannya tidaklah baik. Namun, hal itu juga membahagiakan para istri karena secara sadar dia bersyukur bahwa ada seorang manusia yang ternyata begitu sangat mencintai dan memahaminya...

Suamiku....

Ampuni istrimu atas kekurangan yang dikaruniakan Allah kepadaku. Mohon jangan tutup pintu hatimu dengan ketidak ridhoan mu atasku. Jangan buat para bidadari di surga menggantikan posisiku dan memilikimu kelak. Sungguh hal itu akan menyedihkan bagiku.

Suamiku...

Kau gagah, ketika kau bisa meletakkan kelembutan dan senyum saat mendidik istrimu. Kau tegas, saat mengatakan kalimat dengan pas namun santun untuk memotong kebandelan wanitamu. Kau berwibawa, saat nada bicaramu menggambarkan ketulusan dan kemurnian niatmu dalam menasehati. Sama sekali bukan bentakan dan atau nada tinggi. Kau kuat, saat menerima dengan ikhlas tentang kelemahan istrimu. Kau baik, saat dengan kelapangan hatimu memaklumi keburukan pasanganmu.

Keluasan hatimu memaafkan, bagiku adalah pelajaran dari seorang guru untuk memaafkan. Keluasan hatimu untuk memaklumi dan bersabar, adalah pengajaran bagiku untuk memaklumi dan bersabar. ketelatenanmu untuk memahami adalah pelajaran berharga bagiku untuk memahami.

Suamiku,...

kau lah idolaku,yang halal bagiku. Dan aku ingin selalu mengagumimu. Hanya kau. Maka mohon dengan sangat, didiklah dirimu agar indah untukku dan dihadapanku, dan didiklah aku agar aku mengerti tentang keindahan itu. Supaya aku belajar tentangnya dan tentang kebaikan.Supaya aku dapat dengan tulus berterimakasih kepada Allah atas karunia manusia sepertimu, supaya aku dapat meneduhkan diri dan mencukupkan jiwa denganmu, supaya aku dapat dengan batin yang tulus berkata,

"Suamiku, Aku mencintaimu.."



♥ SEMOGA BERMANFAAT ♥

Sebuah renungan untukku, untukmu,untuk kita semua. Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati yang terkunci...

Bergeraklah masuk,Buka tiap lembaran kalimat hati,maknai,lalu tunaikanlah

Hak cipta adalah milik Allah SWT semata.Ilmu adalah amanat Allah yg harus disampaikan kepada Ummah...kami hanya menyampaikan apa yg kami miliki...

Sungguh bahagia insan yang telah menemukan cinta sejatinya.. ibarat tasbih & benang pengikatnya.. terajut menjadi satu untaian yang selalu disentuh satu demi satu oleh insan mulia yang bibirnya basah akan cinta kepada Rabb-Nya

Barakallaahu fiykum wa jazzakumullah khoir


(Sebelum Engkau Halal BagiKu) https://www.facebook.com/pages/Sebelum-Engkau-Halal-BagiKu/138509376220354


♥SALAM SANTUN UKHUWAH♥

Semoga apa yang telah disampaikan ini ada manfaatnya,

Afwan Minkum Kebenaran datangnya dari Allah kekurangan dari pribadi ana dan ana hanya menyampaikan apa yang diamanahkan Allah



Wallahù'alam bíshawab Wabíllahí taùfík walhídayah,

Wassalamù'alaíkùm warahmatùllahí wabarakatùh

Monday 20 February 2012

Panduan Pernikahan Islami

Bismillahirrahmaanirrahiim


::::::... • Aqad Nikah

Dalam aqad nikah ada beberapa syarat, rukun dan kewajiban yang harus dipenuhi, yaitu adanya:

1. Rasa suka sama suka dari kedua calon mempelai
2. Izin dari wali
3. Saksi-saksi (minimal dua saksi yang adil)
4. Mahar
5. Ijab Qabul

::::::... • Wali
Yang dikatakan wali adalah orang yang paling dekat dengan si wanita. Dan orang paling berhak untuk menikahkan wanita merdeka adalah ayahnya, lalu kakeknya, dan seterusnya ke atas. Boleh juga anaknya dan cucunya, kemudian saudara seayah seibu, kemudian saudara seayah, kemudian paman. [Al-Mughni (IX/129-134), cet. Darul Hadits].

Ibnu Baththal rahimahullaah berkata, “Mereka (para ulama) ikhtilaf tentang wali. Jumhur ulama di antaranya adalah Imam Malik, ats-Tsauri, al-Laits, Imam asy-Syafi’i, dan selainnya berkata, “Wali dalam pernikahan adalah ‘ashabah (dari pihak bapak), sedangkan paman dari saudara ibu, ayahnya ibu, dan saudara-saudara dari pihak ibu tidak memiliki hak wali.” [Fat-hul Baari (IX/187)]

Disyaratkan adanya wali bagi wanita. Islam mensyaratkan adanya wali bagi wanita sebagai penghormatan bagi wanita, memuliakan dan menjaga masa depan mereka. Walinya lebih mengetahui daripada wanita tersebut. Jadi bagi wanita, wajib ada wali yang membimbing urusannya, mengurus aqad nikahnya. Tidak boleh bagi seorang wanita menikah tanpa wali, dan apabila ini terjadi maka tidak sah pernikahannya.


::::::... • Keharusan Meminta Persetujuan Wanita Sebelum Pernikahan

Apabila pernikahan tidak sah, kecuali dengan adanya wali, maka merupakan kewajiban juga meminta persetujuan dari wanita yang berada di bawah perwaliannya. Apabila wanita tersebut seorang janda, maka diminta persetujuannya (pendapatnya). Sedangkan jika wanita tersebut seorang gadis, maka diminta juga ijinnya dan diamnya merupakan tanda ia setuju. [Dinukil secara ringkas dari kitab al-Mughni (IX/119), cet. Darul Hadits-Kairo, th. 1425 H, tahqiq Dr. Muhammad Syarafuddin dan Dr. As-Sayyid Muhammad as-Sayyid].

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Seorang janda tidak boleh dinikahkan kecuali setelah diminta perintahnya. Sedangkan seorang gadis tidak boleh dinikahkan kecuali setelah diminta ijinnya.” Para Shahabat berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah ijinnya?” Beliau menjawab, “Jika ia diam saja.” [Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 5136), Muslim (no. 1419), Abu Dawud (no. 2092), at-Tirmidzi (no. 1107), Ibnu Majah (no. 1871) dan an-Nasa-i (VI/86).].


::::::... • Mahar
“Dan berikanlah mahar (maskawin) kepada perempuan yang kamu nikahi sebagai pemberian yang penuh kerelaan.” [An-Nisaa’ : 4]

Mahar adalah sesuatu yang diberikan kepada isteri berupa harta atau selainnya dengan sebab pernikahan.

Mahar (atau diistilahkan dengan mas kawin) adalah hak seorang wanita yang harus dibayar oleh laki-laki yang akan menikahinya. Mahar merupakan milik seorang isteri dan tidak boleh seorang pun mengambilnya, baik ayah maupun yang lainnya, kecuali dengan keridhaannya.

Syari’at Islam yang mulia melarang bermahal-mahal dalam menentukan mahar, bahkan dianjurkan untuk meringankan mahar agar mempermudah proses pernikahan.

Seandainya seseorang tidak memiliki sesuatu untuk membayar mahar, maka ia boleh membayar mahar dengan mengajarkan ayat Al-Qur’an yang dihafalnya. [Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 5087) dan Muslim (no. 1425).].


::::::... • Khutbah Nikah

Menurut Sunnah, sebelum dilangsungkan akad nikah diadakan khutbah terlebih dahulu, yang dinamakan Khutbatun Nikah atau Khutbatul Hajat. [Lihat kitab Khutbatul Haajah oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, cet. Maktabah al-Ma’arif, th. 1421 H, dan Syarah Khutbah Haajah oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, takhrij wa ta’liq Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali, cet. Daarul Adh-ha, th. 1409 H.].

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.” [Ali ‘Imran : 102]

"Wahai manusia! Bertaqwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertaqwalah kepada Allah yang dengan Nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguh-nya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.” [An-Nisaa' : 1]

Khutbah ini dinamakan khutbatul haajah, yaitu khutbah pembuka yang biasa dipergunakan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam untuk mengawali setiap majelisnya. Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga mengajarkan khutbah ini kepada para Shahabatnya radhiyallaahu ‘anhum. Khutbah ini diriwayatkan dari enam Shahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (I/392-393), Abu Dawud (no. 1097 dan 2118), an-Nasa-i (III/104-105), at-Tirmidzi (no. 1105), Ibnu Majah (no. 1892), al-Hakim (II/182-183), ath-Thayalisi (no. 336), Abu Ya’la (no. 5211), ad-Darimi (II/142) dan al-Baihaqi (III/214 dan VII/146), dari Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu.

***

[Disalin dari buku Bingkisan Istimewa Menuju Keluarga Sakinah, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Putaka A-Taqwa Bogor - Jawa Barat, Cet Ke II Dzul Qa'dah 1427H/Desember 2006]

8 Pintu Setan dalam Menyesatkan Manusia

.
بسم الله والحمد لله وصلى الله على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن اهتدى بهداه، أما بعد

Hati adalah ibarat sebuah benteng. Setan sebagai musuh kita selalu ingin memasuki benteng tersebut. Setan senantiasa ingin memiliki dan menguasai benteng itu. Oleh karena itu perlu mengetahui Pintu-pintu
Cara setan untuk masuk.


Pintu pertama:

Ini adalah pintu terbesar yang akan dimasuki setan yaitu HASAD (dengki) dan tamak. Jika seseorang begitu tamak pada sesuatu, ketamakan tersebut akan membutakan, membuat tuli dan menggelapkan cahaya kebenaran, sehingga orang seperti ini tidak lagi mengenal jalan masuknya setan. Begitu pula jika seseorang memiliki sifat hasad, setan akan menghias-hiasi sesuatu seolah-olah menjadi baik sehingga disukai oleh syahwat padahal hal tersebut adalah sesuatu yang mungkar.

Pintu kedua:

Ini juga adalah pintu terbesar yaitu MARAH. Ketahuilah, marah dapat merusak akal. Jika akal lemah, pada saat ini tentara setan akan melakukan serangan dan mereka akan menertawakan manusia. Jika kondisi kita seperti ini, minta perlindunganlah pada Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إذا غضب الرجل فقال : أعوذ بالله سكن غضبه

“Jika seseorang marah, lalu dia mengatakan: a’udzu billah (aku berlindung pada Allah), maka akan redamlah marahnya.” (As Silsilah Ash Shohihah no. 1376)

Pintu ketiga:

Yaitu sangat suka menghias-hiasi tempat tinggal, pakaian dan segala perabot yang ada. Orang seperti ini sungguh akan sangat merugi karena umurnya hanya dihabiskan untuk tujuan ini.

Pintu keempat:

Yaitu kenyang karena telah menyantap banyak makanan. Keadaan seperti ini akan menguatkan syahwat dan melemahkan untuk melakukan ketaatan pada Allah. Kerugian lainnya akan dia dapatkan di akhirat sebagaimana dalam hadits:

فَإِنَّ أَكْثَرَهُمْ شِبَعًا فِى الدُّنْيَا أَطْوَلُهُمْ جُوعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Sesungguhnya orang yang lebih sering kenyang di dunia, dialah yang akan sering lapar di hari kiamat nanti.” (HR. Tirmidzi. Dalam As Silsilah Ash Shohihah)

Pintu kelima:

Yaitu tamak pada orang lain. Jika seseorang memiliki sifat seperti ini, maka dia akan berlebih-lebihan memuji orang tersebut padahal orang itu tidak memiliki sifat seperti yang ada pada pujiannya. Akhirnya, dia akan mencari muka di hadapannya, tidak mau memerintahkan orang yang disanjung tadi pada kebajikan dan tidak mau melarangnya dari kemungkaran.

Pintu keenam:

Yaitu sifat selalu tergesa-gesa dan tidak mau bersabar untuk perlahan-lahan. Padahal terdapat sebuah hadits dari Anas, di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

التَّأَنيِّ مِنَ اللهِ وَ العُجْلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ

“Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat ingin tergesa-gesa itu berasal dari setan.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam musnadnya dan Baihaqi dalam Sunanul Qubro)

Pintu ketujuh:

Yaitu cinta harta. Sifat seperti ini akan membuat berusaha mencari harta bagaimana pun caranya. Sifat ini akan membuat seseorang menjadi bakhil (kikir), takut miskin dan tidak mau melakukan kewajiban yang berkaitan dengan harta.

Pintu kedelapan:

Yaitu selalu berburuk sangka terhadap muslim lainnya. Jika seseorang selalu berburuk sangka (bersu’uzhon) pada muslim lainnya, pasti dia akan selalu merendahkannya dan selalu merasa lebih baik darinya. Seharusnya seorang mukmin selalu mencari udzur dari saudaranya. Berbeda dengan orang munafik yang selalu mencari-cari ‘aib orang lain.

Semoga kita dapat mengetahui pintu-pintu ini dan semoga kita diberi taufik oleh Allah untuk menjauhinya. AAmiin

Rujukan: Mukhtashor Minhajul Qoshidin, Ibnu Qudamah Al Maqdisiy

Akibat CHATTING

Bismillahirrahmaanirrahiim...

*kisah lama dari banyak sumber, ada yang belum pernah membacanya?*

::::. Aku seorang gadis dari keluarga taat beragama dan ternama. Aku dididik di atas akhlak dan pendidikan Islam. Aku bukan gadis rendahan atau pencari hiburan. Aku tidak membayangkan suatu hari di mana aku melakukan perbuatan yang mengundang murka Allah. Aku menikah dengan seorang laki-laki yang dihormati. Dia mencintaiku dan aku mencintainya. Dia sangat mempercayaiku, sangat memanjakanku. Bahkan ke­luargaku dan beberapa kerabat mengakui bahwa aku sangat dimanjakan oleh suami. Kemanjaan yang belum pernah didapatkan oleh seorang istri di manapun.

::::. Aku tidak pernah ingat bahwa aku pernah me­minta sesuatu kepada suami, tapi dia menolaknya dengan mengatakan’tidak’. Semua yang aku minta, dia penuhi. Sampai tibalah hari ketika aku memintanya memasang internet.

::::. Pertama kali dia menjawab, “Menurutku, itu kurang baik dan kurang cocok bagimu, karena kamu telah bersuami.” Tapi aku berhasil membujuknya, dan dia pun menghadirkannya. Aku bersumpah kepadanya tidak akan menyalahgunakannya.

Dia setuju. (Seandai­nya saja dia tidak setuju). Aku masuk dunia internet dengan penuh kegembiraan dan kebahagiaan. Suamiku pergi bekerja dan aku mejelajahi internet setiap hari. Kadang-kadang juga ketika dia ada di rumah. Dia tidak pernah bertanya apa yang aku lakukan, karena dia percaya kepadaku.

Hari berlalu… seorang temanku pengguna internet menceritakan kepadaku tentang chatting. Dia berka­ta kepadaku bahwa itu sangat mengasyikkan. Orang orang saling berbicara selama berjam-jam tanpa terasa. Pertama kali aku hanya menganggapnya perbincangan sambil lalu. Saat itulah aku mengenal seseorang. Kami setiap hari chatting. Orang ini berakhlak mulia. Belum pernah aku menemukan orang seperti dia di antara orang-orang yang chatting denganku. Berjam-jam aku dan dia chatting.

Suamiku menghampiriku, melihatku dan dia marah karena waktuku habis hanya di depan internet. Walaupun aku mencintai suamiku clan aku belum meli­hat cinta seperti cintaku kepadanya. Akan tetapi aku juga mengagumi, hanya mengagumi, orang yang ber­bincang denganku lewat chatting.

Dengan berjalannya waktu kekagumanku kepa­danya berubah menjadi cinta yang mengalahkan cinta­ku kepada suamiku. Aku berlari dari kemarahan suami­ku ke internet untuk berbincang kepadanya. Dalam satu kesempatan, aku kehilangan kontrol. Aku bertengkar dengan suamiku. Akibatnya dia memutus internet dan mengeluarkan komputer dari rumah.

Aku marah kepada suamiku, karena untuk pertama kalinya dia marah kepadaku. Aku membalasnya dengan memutuskan untuk berbicara dengan orang itu melalui telepon. Padahal sebelumnya aku telah meno­laknya, meski berkali-kali dia meminta itu kepadaku.

Di malam yang sial itu aku meneleponnya. Aku berbicara dengannya. Inilah awal pengkhianatanku ke­pada suamiku. Setiap suami keluar, aku langsung menelepon dan berbicara dengannya.

Dia berjanji menikahiku, jika suamiku mencerai­kanku. Dia meminta, bahkan ngotot, bertemu dengan­ku. Akhirnya aku terseret oleh keinginannya, aku mene­muinya. Bahkan sering, sampai aku terjerumus ke da­lam dosa istri terbesar kepada suaminya.

Terjalinlah hubungan haram di antara kami. Aku benar-benar mencintainya. Aku putuskan untuk me­minta cerai kepada suamiku. Suamiku bertanya, ada apa? Semakin banyak masalah antara aku dan suamiku. Aku tidak tahan dan aku semakin membencinya.

Selanjutnya, suamiku mulai mencurigaiku dan menyelidiki urusanku. Suatu ketika dia menemukan bukti bahwa aku telah berbicara dengan seorang laki-­laki melalui telepon. Dia menginterogasiku, dan akhir­nya aku mengakui hal yang sebenarnya. Aku berkata, “Aku tidak menginginkannya dan benci hidup bersama-nya.“

Walaupun demikian suamiku tetap bersikap baik kepadaku. Dia tidak membuka aibku atau melaporkan­nya kepada keluargaku. Dia berkata kepadaku. “Aku mencintaimu. Aku tidak bisa terus begini bersamamu, wahai anak manusia. Semoga Allah menutup kesalahan kita dan kesalahanmu. Akan tetapi kamu harus mengatakan kepada keluargamu, bahwa kamulah yang tidak ingin hidup bersamaku.”

Aku membencinya hanya karena persoalan sepele seputar internet. Dia bukanlah orang yang memperlaku­kanku dengan buruk, bukan orang yang bakhil kepada­ku dan tidak pernah melalaikan apapun terhadapku. Hanya karena dia mengatakan, “Aku tidak ingin ada internet di rumahku.” Aku lalu membencinya.

Sungguh, aku telah buta. Aku tidak mengetahui semua, itu kecuali ketika nasi telah menjadi bubur. Aku kembali kepada laki-laki selingkuhanku itu. Kami terus bertemu dan bermain.

Dia tidak melamarku, maka kami bertengkar. Aku katakan kepadanya, “Jika kamu tidak melamarku, maka aku akan meninggalkanmu.”

Dengan tenang dia menja­wab,

“Wanita tolol, bagaimana kamu percaya ketika aku berkata kepadamu bahwa aku tidak bisa mengenal se­lainmu. Dan aku bersumpah aku tidak pernah bertemu dengan wanita yang lebih manis darimu. Kamulah wanita termanis yang pernah aku jumpai dalam hidup­ku. Kedua… seandainya aku menikah, maka aku tidak akan menikahi wanita yang mengenal orang lain selain diriku, atau seorang wanita yang aku kenal melalui cara yang salah, seperti chatting. Lebih-lebih wanita berumur dan berakal sepertimu. Seandainya aku berpikir untuk menikah melalui chatting, niscaya aku akan memilih gadis remaja yang bisa aku bentuk sesuai keinginanku. Bukan sepertimu, yang sudah bersuami dan berani mengkhianati suaminya.”

Aku bersumpah kepada kalian, itulah kata-kata­nya. Ucapannya aku menukilkan kepada kalian, seperti dia mengatakannya kepadaku. Aku tidak berbohong. Tidak menambah dan tidak pula mengurangi, tidak satu kata pun. Aku sekarang sangat bingung. Sering aku ber­pikir untuk bunuh diri. Aku memohon kepada Allah agar memberikan petunjuk dan menjauhkanku dari jalan kegelapan.

Nasihatku kepada seluruh ukhti muslimah, agar kalian menjaga apa yang telah kalian cintai. Jangan tertipu oleh bualan banyak pemuda yang mengambil kesempatan melalui chatting untuk menjerumuskan para gadis, bahkan para wanita yang telah bersuami. Hal ini lebih mudah bagi mereka daripada pembicaraan jorok di pasar, sekaligus sebagai peluang besar untuk menjerat para wanita demi memenuhi nafsu mereka.

Kenyataannya kadang-kadang gelap dan samar. Beginilah apabila kedunguan, kerendahan serta mengi­kuti hawa nafsu berkumpul dalam satu pihak, ditambah kelicikan dan keburukan di pihak lain.

Marilah kita berdoa kepada Allah agar membe­baskannya dari kesulitannya dan menerima taubatnya. Sesungguhnya taubat Allah itu tidak berbatas dan meliputi segala sesuatu. Kita juga mendoakan laki-laki itu agar menghapus kesalahannya dan kembali ke jalan yang lurus, karena Allah memberi kesempatan dan tidak melalaikan.

Dan barangsiapa tidak bertaubat kepada-Nya dengan segera sebelum kematian menjem­putnya, maka bisa saja Allah mengujinya pada dirinya atau kehormatanya di dunia, atau Allah menunda adzabnya di Akhirat. Dalam hal ini keduanya sama?sama merugikan. “‘ [Website Muntada ats-Tsurayya]

(Sumber: Buku ”Korban Lelaki Hidung Belang”, Khalid Abu Shalih, Penerbit Elba, Hal.194-199.)

Kunci-kunci Pembuka Pintu Rezeki

1.Membaca لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

Abu Hurairah ra meriwayatkan, Rasulullah bersabda," Barang siapa yang Allah pakaikan baginya kenikmatan hendaklah banyak mengucapkan alhamdulillah. Barang siapa yang banyak dosanya hendaklah beristighfar kepada Allah. Dan barang siapa yang lambat datang rezekinya hendaklah banyak mengucapkan lâ hawla walâ quwwata illâ billâh (tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)." (HR. al-Thabrani di al-Awsath)

Asad Ibn Wâdi’ah meriwayatkan, Nabi bersabda," Barang siapa mengucapkan lâ hawla walâ quwwata illâ billâhil ’aliyyil ’azhîm (tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung) sebanyak 100 X setiap hari maka tidak akan tertimpa kefakiran selamanya." (HR. Ibn Abi al-Dunyâ)


2. Membaca لا إله إلا الله الملك الحق المبين

Abu al-Nu’aim meriwayatkan dari Malik bin Anas dan al-Dailami dalam musnad al-Firdaus dari ’Ali, Nabi bersabda," Barang siapa setiap hari membaca lâ ilâha illallâh al-malikul haqqul mubîn (tidak ada tuhan selain Allah yang Maha Benar lagi Maha Nyata) sebanyak 100 X, maka bacaan itu akan menjadi keamanan dari kefakiran dan menjadi penenteram dari rasa takut dalam qubur." (HR. Abu Nu’aim dan al-Dailami)


3. Melanggengkan (dawam) beristighfar

Ibn ’Abbas meriwayatkan, Rasulullah bersabda," Barang siapa melanggengkan istighfar (astaghfirullâh=aku mohon ampunan kepada Allah) niscaya Allah melapangkan segala kesempitan hidupnya, mengeluarkan ia dari segala kesusahan dan memberikan ia rezeki dari arah yang tidak diduganya." (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah)


4. Membaca surat al-Ikhlas ketika masuk rumah

Ibn Mas’ud meriwayatkan, Rasulullah bersabda," Barang siapa yang membaca qul huwallâhu ahad…(surat al-Ikhlas) ketika masuk rumah maka (berkah bacaan) menghilangkan kefakiran dari penghuni rumah dan tetangganya."(HR. al-Thabrani)


5. Membaca surat al-Waqi’ah setiap malam

Ibn Mas’ud meriwayatkan: Aku mendengar Rasulullah bersabda," Barang siapa membaca surat al-Waqi’ah setiap malam maka tidak akan ditimpa kesempitan hidup." (HR. al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman)

Anas meriwayatkan, Rasulullah bersabda," Surat al-Waqi’ah adalah surat kaya karena itu bacalah dan ajarkanlah surat itu pada anak-anak kalian."(HR. Ibn Mardawiyyah)


6. Memperbanyak shalawat atas Nabi

Ubay bin Ka’ab meriwayatkan: Bila telah berlalu sepertiga malam Rasulullah saw berdiri seraya bersabda," Wahai manusia, berdzikirlah mengingat Allah, berdzikirlah mengingat Allah. Akan datang tiupan (sangkakala kiamat) pertama kemudian diiringi tiupan kedua. Akan datang kematian dan segala kesulitan yang ada di dalamnya."

Berkata Ubay," Wahai Raulullah, aku memperbanyak bershalawat atasmu, lantas berapa kadar banyaknya shalawat yang sebaiknya aku lakukan?"
Beliau menjawab," Berapa banyaknya terserah padamu."
Ubay berkata," Bagaimana kalau seperempat (dari seluruh doa yang aku panjatkan)?"
Beliau menjawab," Terserah padamu. Tetapi jika engkau menambah maka akan lebih baik lagi."
Ubay berkata," Bagaimana jika setengah?"
Beliau menjawab," Terserah padamu, tatapi jika engkah menambah maka akan lebih baik lagi."
Ubay berkata," Bagaimana jika duapertiga?"
Beliau menjawab,"Terserah padamu, tetapi jika engkau menambah maka akan lebih baik lagi."
Ubay berkata," Kalau demikian maka aku jadikan seluruh doaku adalah shalawat untukmu."
Bersabda Nabi," Jika demikian halnya maka akan tercukupi segala keinginanmu dan diampuni segala dosamu."


7. Membaca

سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ

Ibn ’Umar meriwayatkan: Seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah," Wahai Rasulullah, dunia telah berpaling dariku sedangkan dayaku pun lemah." Maka Rasulullahpun bersabda," Mengapa engkau tidak menggunakan shalat para malaikat dan tasbih segenap mahluk yang dengan itu mereka diberikan rezeki?" Laki-laki itu bertanya," Apakah itu, wahai Rasulullah?"

Beliau bersabda," Katakanlah: subhânallâh wa bihamdihî, subhânallâhil ’azhîm, astaghfirullâh (maha suci Allah dan pujian bagi-Nya, maha suci Allah yang Maha Agung, aku mohon ampunan kepada Allah) sebanyak 100x di antara waktu terbit fajar sampai shalat subuh. Maka dunia akan datang kepadamu dengan sendirinya dan Allah Azza wa Jalla menciptakan dari setiap kalimat itu seorang malaikat yang bertasbih kepada Allah Ta’ala sampai hari kiamat yang pahala tasbihnya itu diberikan untukmu." (HR. al-Mustaghfiri dalam al-Da’awât, dinukilkan dari Ihyâ Ulûmiddin al-Ghazali)

Allahu'alam,,
Sumber : Dzikir & Doa

Baitii Jannatii

Bismillahirrahmaanirrahiim


Kita semua tentu mengharapkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Oleh sebab itu, kita harus mulai membangun jalan kebahagiaan itu dari lingkup diri pribadi dan rumah tangga kita. Dalam upaya meniti kebahagiaan keluarga kita, ada beberapa hal yang harus kita sadari dan mengupayakan terwujudnya hal tersebut dalam rumah kita, antara lain;

::::.. Kita Harus Menyadari bahwa Rumah Adalah Nikmat.

Allah Ta’ala berfirman, “Dan sesungguhnya Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal.” (QS. An-Nahl : 80).

Ibnu Katsir -rahimahullah- berkata, “Allah Ta’ala menyebutkan kesempurnaan nikmatNya atas hambaNya, dengan apa yang Dia jadikan bagi mereka rumah-rumah yang merupakan tempat tinggal mereka. Mereka kembali kepadanya, berlindung dan memanfaatkannya dengan berbagai macam manfaat.” (Tafsir Ibnu Katsir, cet. Daarusy Sya’bi, 4/509)

Banyak sekali kegunaan rumah bagi seseorang. Ia adalah tempat makan, tidur, istirahat, dan berkumpul dengan keluarga, isteri dan anak-anak, juga tempat melakukan kegiatan yang paling pribadi dari masing-masing anggota keluarga. Allah berfirman, “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu.” (QS. Al-Ahzab : 33)

Jika kita renungkan keadaan orang-orang yang tidak memiliki rumah, yakni orang-orang yang hidup di pengasingan, di emper-emper jalan serta para pengungsi yang terusir di perkemahan-perkemahan sementara, niscaya kita memahami benar nikmatnya ada di rumah.

Tentu kita akan terenyuh dan haru mendengar orang misalnya dia mengatakan, “Saya tidak punya tempat tinggal tetap, terkadang saya tidur di rumah si Fulan, terkadang di kedai kopi, kebun atau di pantai, lemari bajuku ada di dalam mobil”. Dengan demikian kitapun akan memahami makna keberserakan karena tidak memiliki tempat tinggal atau rumah.

Ketika Allah menyiksa orang-orang Yahudi Bani Nadhir, Allah mengambil dari mereka nikmat rumah ini, Allah mengusir mereka dari kampung halaman mereka. Allah berfirman, “Dialah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara Ahli Kitab dari kampung-kampung pada saat pengusiran pertama kali.” (QS. Al-Hasyr: 2).

Kemudian firman-Nya, “Mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang beriman. Maka ambillah (kejadian itu) untuk pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan.” (QS. Al-Hasyr : 2)



:::::.. Yang Mendorong Seorang Muslim Untuk Memperhatikan ISHLAH (Perbaikan) Rumahnya :

1. Hendaknya kita semua berupaya untuk menjaga diri dan keluarga dari Api Neraka Jahannam dan selamat dari siksa yang menyala-nyala. Allah Ta’ala berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS. At-Tahrim : 6)

2. Besarnya tanggung jawab yang dibebankan terhadap pemimpin rumah di hadapan Allah pada hari perhitungan. Dari Anas , bahwa Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala akan meminta pertanggung jawaban kepada setiap pemimpin atas apa yang dipimpinnya, apakah ia menjaga kepemimpinannya atau melalaikannya, sehingga seorang laki-laki ditanya tentang anggota keluarganya.” (Hadits Hasan, diriwayatkan oleh An-Nasa’i dalam Isyratun Nisaa’, hadits no 292)

Rumah adalah tempat menjaga diri dan keselamatan dari berbagai kejahatan dan menolak dari bahaya manusia lain; rumah adalah tempat perlindungan ketika terjadi fitnah. Rasulullah bersabda, “Beruntunglah orang yang menguasai lisannya dan lapang rumahnya serta menangis atas kesalahannya.” (Hadits Hasan, diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jamul Ausath dari Tsauban dan terdapat dalam Shahihul Jami’, no.3824)

Dan Nabi juga bersabda bersabda, “Lima hal yang barangsiapa mengerjakan salah satu daripadanya maka ia akan mendapat jaminan dari Allah Ta’ala. Yaitu : orang yang menjenguk orang sakit, orang yang pergi berperang, atau orang yang masuk kepada pemimpinnya dengan maksud menegurnya atau mengingatkannya, atau ia duduk di rumahnya sehingga orang-orang selamat dari (ganggguan)nya dan ia selamat dari (gangguan) mereka.” (HR. Ahmad 5/241)

Dari Abu Musa, bahwa Rasulullah juga menyatakan, “Keselamatan seseorang dalam fitnah yaitu ia senantiasa mendiami rumahnya.” (Shahihul Jami’ no.3543)

Orang muslim akan merasakan faedah ini ketika ia dalam keadaan terasing, saat ia tidak bisa mengubah kemungkaran-kemungkaran yang ada, maka dia memiliki tempat berlindung ketika kembali ke rumahnya. Rumah itu akan menjaga dirinya dari perbuatan dan pandangan yang dilarang, menjaga isterinya dari tabarruj (pamer kecantikan dan hiasan) serta menjaga anak-anaknya dari teman-teman yang jahat.



::::::... Aspek Keimanan Di Dalam Rumah.

Dari sebuah rumah yang Islami akan lahir penopang-penopang perbaikan bagi masyarakat, berupa da’i-da’i teladan, penuntut ilmu, mujahid yang sesungguhnya, isteri shalihah, ibu pendidik dari unsur pembangun kebaikan lainnya. Jika sedemikian penting problem tersebut, sementara rumah-rumah kita penuh dengan kemungkaran dan kelalaian, meremehkan dan melampaui batas, maka dari sini timbul tanda tanya besar, “Bagaimana cara membentuk rumah tangga yang Islami?” Aspek keimanan perlu kita tumbuhkan dalam rumah, yang antara lain adalah:

1. Jadikanlah Rumah sebagai TEMPAT DZIKRULLAH (Mengingat Allah). Rasulullah bersabda, “Perumpamaan rumah yang di dalamnya ada dzikrullah, dan rumah yang tidak ada dzikrullah di dalamnya adalah (laksana) perumpamaan antara yang hidup dengan yang mati.” (HR. Muslim 1/539)

Karena itu rumah harus dijadikan sebagai tempat untuk melakukan berbagai macam dzikir, baik itu dzikir dalam hati maupun dengan lisan, shalat, atau membaca shalawat dan Al-Qur’an, atau mempelajari ilmu-ilmu agama, atau membaca buku-buku lain yang bermanfaat.


2. Jadikan Rumahmu sebagai KIBLAT. Maksudnya, menjadikan rumah sebagai tempat beribadah. Allah Ta’ala berfirman, “Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya: “Ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu sebagai kiblat dan dirikanlah shalat serta gembirakanlah orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus: 87)

Ibnu Abbas berkata, “Maksud disuruh menjadikan rumah-rumah mereka sebagai kiblat yaitu mereka diperintahkan menjadikan rumah-rumah itu sebagai tempat beribadah”. Dan Ibnu Katsir -rahimahullah- berkata, “Hal ini seakan-akan -Wallahu a’lam- ketika siksaan dan tekanan Fir’aun beserta kaumnya semakin menjadi-jadi atas mereka, maka mereka disuruh untuk memperbanyak shalat sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Wahai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu”. (QS. Al-Baqarah: 153). Dalam sebuah hadits, “Apabila Rasulullah menghadapi suatu kesulitan, maka beliau melakukan shalat.” (Tafsir Ibnu Katsir, 4/224)

Hal ini menegaskan betapa pentingnya ibadah di dalam rumah-rumah, terutama dalam waktu-waktu lemah dan tertindas, demikian pula dalam beberapa kesempatan manakala umat Islam tidak mampu menampakkan shalat mereka di hadapan orang-orang kafir. Dalam hal ini kita juga perlu mengenang kembali mihrab Maryam, yakni tempat peribadatan beliau, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Ta’ala, “Setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di Mihrab ia dapati makanan di sisinya.” (QS. Ali lmran : 37)

Para sahabat juga amat memperhatikan masalah shalat di dalam rumah mereka selain shalat fardhu. Sebuah kisah di bawah ini menarik sebagai pelajaran bagi kita, “Dari Mahmud bin Ar-Rabi’ Al-Anshari, bahwasanya ‘Itban bin Malik (salah seorang sahabat Rasulullah yang ikut serta dalam perang Badar, dari kaum Anshar), ia datang kepada Rasulullah lalu berkata, “Wahai Rasulullah!, pandanganku telah menipu tapi aku tetap shalat bersama kaumku, apabila turun hujan, mengalirlah air di lembah (yang memisahkan) antara aku dengan mereka sehingga aku (tak) bisa datang ke masjid mereka dan shalat bersama-sama, aku sangat ingin wahai Rasulullah, jika engkau datang kepadaku dan shalat di dalam rumahku sehingga aku menjadikannya sebagai mushalla (tempat shalat)”. Ia berkata, “Maka Rasulullah bersabda kepadanya, “Akan aku lakukan Insya Allah”. ‘Itban berkata, “Maka berangkatlah Rasulullah dan Abu Bakar ketika siang (nampak) meninggi, maka Rasulullah meminta izin, lalu aku mengizinkan kepada beliau, beliau tidak duduk sebelum masuk ke dalam rumah, lalu Nabi berkata, “Di bagian mana engkau suka aku melakukan shalat dari rumahmu?” . ‘Itban berkata: “Maka aku tunjukkan kepada beliau suatu arah dari rumahku, maka Rasulullah berdiri kemudian bertakbir, lalu kami semua berdiri membentuk barisan, dan Nabi shalat dua rakaat kemudian salam.”


3. PENDIDIKAN Keimanan untuk Anggota Keluarga. Dari ‘Aisyah -radhiallahu’anha- ia berkata, “Suatu ketika Rasullah , mengerjakan shalat malam, ketika akan witir beliau mengatakan, “Bangunlah, dan dirikanlah shalat witir wahai Aisyah!” Allah mengasihi laki-laki yang bangun malam kemudian shalat lalu membangunkan isterinya sehingga shalat, jika tidak mau ia memerciki wajahnya dengan air.” (HR. Muslim 6/23)

Membiasakan dan menganjurkan para isteri dengan sedekah adalah sesuatu yang bisa menambah iman, ia adalah perkara agung yang dianjurkan oleh Rasulullah dengan sabdanya, “Wahai segenap wanita, bersedekahlah kalian. Sesungguhnya aku melihat bahwa kalian adalah sebanyak-banyak penduduk Neraka.” (HR. Ahmad dan Abu Daud; Shahihul jami’, hadits no.3488)



4. Perhatian pada DOA-DOA yang disyari’atkan dan sunnah-sunnah yang berkaitan dengan rumah

a. Do’a masuk rumah: Rasulullah bersabda, “Jika seorang laki-laki masuk ke dalam rumahnya kemudian menyebut nama Allah Ta’ala (membaca “bismillah”) ketika dia masuk dan ketika makan, setan berkata: “Kamu tidak punya (jatah) tempat tidur dan tidak pula (jatah) makan di sini.” Dan jika ia masuk dan tidak menyebut nama Allah ketika ia masuk, maka setan berkata: “Kamu mendapatkan (jatah) tempat tidur”. Dan jika tidak menyebut nama Allah ketika makan, setan berkata: “Kamu mendapat (jatah) tempat tidur dan makan.” (HR. Muslim, 3/1599)

b. Do’a keluar rumah; Dalam Sunan, Abu Daud meriwayatkan bahwasanya Rasulullah b bersabda, “Jika seorang laki-laki keluar dari rumahnya kemudian mengatakan:

بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ

“Dengan Nama Allah, aku bertawakkal (menggantungkan diri) kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah”, niscaya akan dikatakan kepadanya: “Cukuplah bagimu, engkau telah diberi petunjuk, engkau telah dicukupi dan dijaga “, sehingga setan menyingkir daripadanya. Lalu setan lain berkata kepadanya: “Bagaimana kamu dapat (menggoda) laki-laki yang telah ditunjuki, dicukupi dan dijaga?.” (HR. Abu Daud no. 5095)

c. Bersiwak, dalam Shahihnya, Imam Muslim meriwayatkan dari Aisyah -radhiyallah’anha- , bahwasanya ia berkata, “Bahwasanya Rasulullah jika masuk rumahnya beliau memulai dengan siwak.” (HR. Muslim, kitab Ath-Thaharah, bab 15, no. 44)


5. Rutin Membaca Surat Al-Baqarah di Rumah untuk Mengusir Setan. Hadits-hadits dalam hal ini di antaranya, Rasulullah bersabda, “Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan! Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al-Baqarah.” (HR. Muslim, 1/539)

Rasulullah juga bersabda, “Bacalah surat Al-Baqarah di rumah-rumah kalian, karena sesungguhnya setan itu tidak masuk ke dalam rumah yang dibaca di dalamnya surat Al-Baqarah.” (HR. Al-Hakim di dalam Al-Mustadrak, 1/561).

Tentang keutamaan dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah serta pengaruh membacanya bagi rumah, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala menulis suatu kitab sebelum Ia menciptakan langit dan bumi sekitar 2000 tahun, Ia berada di atas Arsy, dan menurunkan dua ayat penutup (terakhir) dari surat Al-Baqarah. Dan tidaklah setan mendekat rumah yang dibacakan di dalamnya kedua ayat tersebut selama tiga malam.” (HR. Ahmad dalam As-Sunnah 4/274)


Sumber : Buletin Istiqomah, Edited by HAA

WANITA YG TIDAK BERSYUKUR

Bismillahir-Rahmaanir-Rahiim ...

Suatu hari ada seorang wanita yang ingin mencari jodoh, ia mendambakan seorang lelaki yang telah ia kriteriakan, akhirnya setelah berapa lama ia mencari dan tidak bertemu ia menyerah hingga ia pergi ke toko yang menjual lelaki-lelaki yang siap menjadi suami.

Setelah sampai di toko suami, ia masuk kelantai 1, ia sempat membaca tulisan di atas " KUALITAS BERIMAN, ALIM, TANGGUNG JAWAB " ia bergumam dalam hati, " cocok, sesuai yang ku harapkan "

Ia melihat tangga lantai 2 dan ia pun menaikinya, ia membaca tulisan di pintu masuk

" KUALITAS BERIMAN, ALIM, TANGGUNG JAWAB, SUDAH PUNYA PEKERJAAN HALAL "

Sang wanitapun bergumam dalam hati, " ini dia, sudah punya pekerjaan, jadi aku nggak usah repot-repot "

Ia mencari- cari suami yang ia cari, tak sengaja ia mendapati tangga lantai 3 dan ia pun naik ke lantai 3, ia sempat juga membaca tulisan di atas pintu masuk

" KUALITAS BERIMAN, TAK MENYEKUTUKAN ALLAH, ALIM, BERPENDIDIKAN TINGGI, TANGGUNG JAWAB, SUDAH PUNYA PEKERJAAN HALAL. "

di dalam hati ia bergumam, " ini lebih dari yang aku harapkan, aku akan terus naik sampai aku menemukan yang terbaik"

akhirnya ia masuk ke lantai 4 diatas pintu ia membaca tulisan

" KUALITAS BERIMAN, ALIM, BERTANGGUNG JAWAB, MEMPUNYAI PEKERJAAN HALAL, BERPENDIDIKAN TINGGI, MEMPUNYAI USAHA YANG MAJU."

Sang wanitapun bergumam dalam hati, " ini lebih dari yang aku harapkan, aku harus naik ke lantai 5 "

Setelah sampai di lantai 5 ia membaca tulisan yang ada di atas pintu masuk

" KUALITAS BERIMAN, ALIM, BERTANGGUNG JAWAB, MEMPUNYAI PEKERJAAN HALAL, BERPENDIDIKAN TINGGI, MEMPUNYAI USAHA YANG MAJU, SIAP MENIKAH, MASIH BUJANGAN. "

Sang wanitapun bergumam riang dalam hati, " alangkah beruntungnya aku, aku harus mendapatkan yang lebih dari ini, aku harus terus naik. " hatinya tertawa bangga, akhirnya ia mencari tangga lantai 6, dengan semangat ia menaiki tangga dan hati tertawa.

Sampai di lantai 6 ia mencari pintu masuk, setelah lama mencari ia menemukan pintu tersebut dan ia pun membaca tulisan di atas pintu,

" ANDA ADALAH ORANG YANG KE 100.999.891 DARI ORANG-ORANG YANG TAMAK DAN TAK PERNAH BERSYUKUR ATAS APA YANG TELAH DIBERIKAN PADA AWAL "

Sang wanitapun terkejut dan ia mencari tangga turun ke lantai 5, tapi apa yang ia temukan, pintu tangga telah tertutup rapat dan ia terpaku di lantai 6. ia menyesal karena tidak syukurnya ia, itu lah orang yang tak pernah puas.......

***

Untunglah kisah di atas hanya REKAAN BELAKA.
Seorang laki-laki pun demikian, dimatanya selalu saja merasa ada yang kurang, kurang cantik dan berharap lebih dari apa yang dimiliki sekarang.

PANDANGAN MANUSIA "SANGAT TERBATAS".
Sedang ALLAH Maha Melihat dan Maha Mengetahui yang terbaik buat hamba-hambaNya. Berdoalah agar selalu diberi petunjuk dan ketetapan hati untuk PILIHAN TERBAIK. aamiin.

Jangan lupa untuk tekan butang Share selepas anda baca ♥

-Anda di mata orang lain-

Suatu hari seorang penceramah terkenal membuka seminarnya dengan cara yang unik.
Sambil memegang wang RM100, dia bertanya kepada hadirin,

“Siapa yang nak duit ini?”.

Kelihatan ramai penonton angkat tangan menunjukkan ramai yang minat.

“Saya akan berikan ini kepada salah seorang dari anda , tapi sebelumnya perkenankanlah saya buat ni dulu.”

Dia berdiri mendekati hadirin. Wang itu diramas-ramas dengan tangannya sehingga renyuk.
Lalu bertanya lagi,

“Siapa yang masih mahu duit ini?”
Jumlah tangan yang mengangkat tak berkurang.

“Baiklah,” jawabnya,

“Apa jadinya bila saya melakukan ini?”

Ujarnya sambil menjatuhkan wang itu ke lantai & melenyek-lenyekkan dgn kasutnya. Meski masih utuh, kini wang itu jadi amat kotor,lusuh dan amat renyuk.

"OK, sekarang masih ada yang berminat?”.
Tangan-tangan yang angkat ke atas masih tetap banyak.

Hadirin sekalian, Anda baru saja menghadapi sebuah pelajaran penting. Apapun yang terjadi dengan wang ini, anda masih berminat kerana apa yang saya lakukan tidak akan mengurangi nilainya.

Biarpun renyuk,lusuh dan kotor, wang ini tetap bernilai RM100 juga..

Dalam kehidupan ini, kita pernah beberapa kali terjatuh, terkoyak, dan dipenuhi kotoran akibat keputusan yang kita buat & situasi yang menerpa kita dalam sesuatu keadaan dahulu.

Dalam keadaan seperti itu, kita merasa tak berharga, tak bererti.
Padahal apapun yang telah & akan terjadi, anda tidak pernah akan kehilangan nilai di mata mereka yang mencintai anda, lebih-lebih lagi di mata Tuhan.

Jadi walau bagaimana kotor pun anda, kita masih mempunyai nilai yang tersendiri. Sayangilah diri anda, bertaubat jika membuat dosa, terus berusaha jika gagal kerana diri kita sebenarnya amat berharga.

Dan jangan terlupa kita adalah makhluk Allah yang di pandang sama, hanya iman dan takwa yang membezakan kita.

Friday 17 February 2012

♥ ...Tanda kasih Rasulullah صلى الله عليه وسلم buatmu wahai umat... ♥

❀ Sayyidatuna ‘Aisyah رضي الله عنها berkata: Tatkala aku melihat Nabi صلى الله عليه وآله وسلم berada dalam keadaan baik, aku berkata: Wahai Rasulullah! Berdoalah kepada Allah untukku.

♥ Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم pun mendoakannya: Ya Allah! Ampunilah dosa ‘Aisyah yang terdahulu dan yang terkemudian, yang tersembunyi dan yang terang-terangan.

❀ Lalu Sayyidatuna ‘Aisyah رضي الله عنها ketawa kegembiraan sehingga kepalanya jatuh ke riba Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم kerana terlalu gembira.

♥ Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم bertanya: Apakah doaku menggembirakanmu?

❀ Sayyidatuna ‘Aisyah رضي الله عنها menjawab: Kenapa tidak, aku begitu gembira dengan doamu itu.

♥ Lantas Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم pun bersabda: Demi Allah! Inilah doa yang aku panjatkan untuk umatku dalam setiap solat.

(Hadith ini telah diriwayatkan oleh al Bazzar dan rijalnya (perawinya) adalah rijal yang sohih, melainkan Ahmad ibn Mansur al Ramadi merupakan seorang yang thiqah. (Demikian juga sebagaimana yang disebutkan di dalam Majma’ al Zawaid 9/243).

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

Sayyiduna Anas bin Malik pernah melihat Rasulullah صلى الله عليه وسلم mencari² labu di dalam dulang ketika sedang menikmati makanan, maka semenjak hari itu dia sentiasa suka kepada labu.

>>> Sayyiduna Anas bin Malik berkata: "Nabi صلى الله عليه وسلم menyukai buah labu. Setiap kali dihidangkan makanan atau diundang ke jamuan, saya sering mengikutinya & menghidangkan buah labu di hadapannya kerana saya tahu Baginda صلى الله عليه وسلم sangat menyukainya."

~ Riwayat Ahmad, Darimi, Nasa'i & Abu Dawud rahimahumullah.

اللهم اجعلنا مثلهم آمين
{Ya Allah, jadikan kami persis mereka, amin}

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

♥ Ini kisah cinta & rindu seorang sahabat buat sahabatnya...

Zaid bin Aslam berkata: Pada suatu malam, Sayyiduna Umar keluar mengawasi rakyat jelata dan meninjau keadaan mereka. Lalu beliau ternampak cahaya pelita di dalam sebuah rumah dan di dalamnya ada seorang perempuan tua sedang mengait baju sambil bernasyid....

على محمدٍ صلاةُ الأبرارْ
Ke atas Nabi Muhammad salawat orang yang baik²,

صلَّى عليه الطيبُونِ الأخيارْ
Bersalawat ke atasnya orang yang mulia lagi terpilih,

قد كنتُ قوَّامًا بُكًا بالأسحارْ
Sesungguhnya engkau banyak melakukan ibadah & menangis di waktu sahur,

يا ليتَ شِعْرِيْ والمنايا أطوارْ
Alangkah baiknya jika ku tahu keadaan kematianku, namun kematian itu bermacam² keadaannya,

...هَلْ تجْمَعُنِيْ وَحَبِيْبِيْ الدَّارْ
Adakah Engkau akan menghimpunkan aku bersama kekasihku (Muhammad صلى الله عليه وسلم) di dalam syurga kelak?

Apabila Sayyiduna Umar mendengar dendangan ini, beliau terduduk & menangis.

~ Riwayat oleh Ibnu Al-Mubarak di dalam kitabnya Az-Zuhd.

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

WANITA

Wanita adalah:..
1. Orang yang akan mendampingimu seumur hidup.
2. Orang yang akan melahirkan anak"♍Ǘ, walau dengan penuh rasa sakit.
3. Orang yang merawatmu sampai tua.
4. Orang yang akan merawatmu pd saat kau sakit.
5. Orang yang akan selalu mendukung walau kau gagal berpuluh" bahkan beratus" kali.
6. Orang yang memberikan hidupnya untukmu. Bahkan ia membuang egonya demi bersamamu. Bahkan saat kau menyakitinya, ia tetap berada ϑî sampingmu..

Sedangkan Pria adalah..
1. Orang yang akan menjagamu seumur hidupmu.
2. Orang yang berkorban untukmu.
3. Orang yang menafkahimu.
4. Orang yang merawatmu pd saat kau sakit.
5. Orang yang memelukmu pada saat kau sedih.
6. Orang yang ingin membuatmu bahagia.

Mereka sama berharganya,hanya saja mereka mempunyai perbedaan" yang kadang membuat mereka menyakiti 1 sama lain, dan itu hanya dapat diatasi dengan pengertian dari kedua belah pihak.

Hidup itu singkat... Terlalu singkat untuk berbagai pertengkaran... Mengapa tidak kau bahagiakan saja pasanganmu, dan mengisi hari" kalian dengan penuh cinta, dan membuat pasanganmu tersenyum lebih lebar tiap harinya?
Bukankah itu lebih baik dan bahagia dibanding saling menyakiti? :):) Walaupun banyak hal, dimana kenyataannya tak mudah untuk dilalui, bahkan terkadang enggan untuk melaluinya.

Melihat ke atas : memperoleh semangat untuk maju.
Melihat ke bawah : bersyukur atas semua yg ada.
Melihat ke samping : smangat kebersamaan.
Melihat ke belakang : sebagai pengalaman berharga.
Melihat ke dalam : untuk instropeksi &
Melihat ke depan : untuk menjadi lebih baik ...

Dari air kita belajar ketenangan.....
Dari batu kita belajar ketegaran.....
Dari tanah kita belajar kehidupan.....
Dari kupu-kupu kita belajar merubah diri.....
Dari padi kita belajar rendah hati.....
Dari Allah Azza Wa Jalla kita belajar tentang kasih yang sempurna......Karena tidak ada orang yang sempurna..kesempurnaan hanya Milik Allah Azza wa Jalla..